Cucu Mantan Raja Kobi, Luruskan Sejarah Bendera Merah Putih di Kobi, Sebut Kolonel Kawilarang

  • Bagikan
Jul Kifli Kiahaly
Jul Kifli Kiahaly

Kobi, AMEKS.FAJAR.CO.ID - Kisah bendera Merah putih yang pernah di kibarkan di dataran Seram Utara tepatnya di Negeri Kobi Lama, Kabupaten Maluku tengah, adalah bentuk perjuangan dari Raja Kobi, Hamis Kiahaly kala itu.

Jul Kifli Kiahaly, cucu dari raja Kobi Hamis Kiahaly, menjelaskan bendera itu adalah pemberian dari Kolonel Tirton VII Alexander Ever Kawilarang, saat raja Hamis Kiahaly menuju Makassar pada tahun 1951.

Jul Kifli membantah pernyataan Safi Boeng Salah satu anggota DPRD Kabupaten Maluku Tengah, saat berkunjung dengan Dandim 1502/Masohi, Letkol. C Z I Muhammad Yusuf Aska untuk melihat bendera tersebut di negeri Kobi, Rabu (10/8/2022).

Kata Jul, bendera itu bukan diberikan Bung Karno saat berkunjung di Geser Seram Timur Pada tahun 1947. Secara historis, pernyataan Anggota dewan Maluku tengah itu tidak benar.

Menurut Jul, keterangan Safi Boeng kepada media terkait pemberian bendera oleh soekarno itu tidak benar. Itu pemberian dari Kolonel Kawilarang di Makasar Kepada kakeknya bukan di Seram Timur
"Jadi itu bohong" tegas dia.

Publik tidak bisa di bohong lagi. Rekam jejak sejarah Bangsa maupun lokal itu pasti tersimpan dan terdokumentasi. Mari kita berikan edukasi yang benar dan jujur.

" Kita ini tau dan faham betul, kakek saya yang terlibat langsung. Jadi tanya ke kita. Jangan membodohi publik dengan cerita yang tidak benar. Jangan sok jadi ahli sejarah,” tegas jul.

Jul Kifli menjelaskan, pada tahun 1951 Raja Kobi Hamis Kiahaly di kejar oleh pasukan Republik Maluku Selatan (RMS) untuk di bunuh. Karena raja Hamis kala itu di cap merah oleh RMS, dengan alasan menjual sebagian tanah Seram kepada suku Jawa.

Raja Hamis lari dari kejaran RMS menuju raja Ampat (Papua). Dan terus mendayung perahu dengan dua orang pengawalnya ke Halmahera, Maluku Utara. Tiba di ternate, Raja Hamis di perintahkan Kolonel Alexander Kawilarang ke Makassar untuk bertemu dengan Bung Karno.

Setelah tiba di Makassar, Raja Hamis terlalu lama menunggu kedatangan Bung Karno, Presiden RI pertama itu. Akhirnya Raja balik ke Ambon karena ada keluarga yang sakit, tidak sempat bertemu dengan Bung Karno.

Hanya sempat bertemu dengan Kolonel Kawilarang. Disitu Hamis minta agar bantuan TNI masuk ke Seram Utara, untuk berantas RMS. Hamis pulang ke Ambon membawa bendera pemberian Kolonel Kawilarang, dan di perintahkan untuk kibarkan di Seram Utara.

“Jadi bendera itu bukan lagi katagori bendera Pusaka atau sang saka merah putih. Bendera pusaka sang saka merah putih, ialah bendera pertama yang dikibarkan pada masa awal kemerdekaan. Sedangkan bendera merah putih ialah bendera yang sudah diperbanyak," jelasnya.

Bisa di bilang itu bendera Republik Indonesia Serikat (RIS), Karena pada saat itu Negara kita terbentuk Negara-Negara federal Negara bagian. Negara induknya Namanya RIS.

"Jadi kita sudah Merdeka. di tahun 1951 buat apa mau sosialisasikan bendera merah putih, itu kan aneh,” tegas Jul, t membantah pernyataan Anggota dewan tersebut.

Terpisah Bupati Maluku Tengah Abu Tuasikal ketika di tanya soal bendera Pusaka itu, mengaku belum mengetahui karna selama ini pemda belum mengetahui hal itu.

"ya kalau memang ada nanti di lestarikan dan dijaga dan Pemda sangat mengapreasiasi,” ungkap Abua di temui saat kegiatan di Seram Utara Kobisonta.(DAN)

  • Bagikan