Radikalisme Masih Mengancam, YBKM Target Generasi Muda

  • Bagikan
Sosialisasi bahaya radikalisme dan terorisme di Ambon
Sosialisasi bahaya radikalisme dan terorisme di Ambon oleh YBKM, Kamis (15/9/2022). (Foto: Faisal Lestaluhu)

Ambon, AMEKS.FAJAR.CO.ID- Radikalisme masih dinilai Pemerintah sebagai ancaman lahirnya aksi terorisme. Punya potensi pecah belah negara, karena itu butuh sosialisasi kepada generasi muda, tokoh masyarakat, tentang bahaya latennya.

YBKM (Yayasan Baku Kele Maluku), dibentuk Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), ditugasi khusus menangani radikalisme. Kamis (15/9/2022), mereka menggelar sosialisasi deteksi dini masuknya radikalisme dan terorisme serta pencegahannya di Maluku.

Turut hadir dalam sosialisasi tersebut, perwakilan dari Polda Maluku, Kodam XIV Pattimura, Pemprov Maluku, MUI Maluku, Raja Desa Batumerah puluhan peserta dan empat narasumber, yakni D A Sialana, Rusli Amiludin S.Pi, DR H Abdullah Latuapo serta Dany.

Gubernur Maluku, Murad Ismail dalam sambutannya yang dibacakan oleh Mansyur Sangdji, Staf Ahli Bidang SDM menuturkan isu-isu terorisme dan radikalisme yang berkembang, menjadi perhatian dunia internasional, apalagi generasi muda yang mudah menjadi target utamanya.

“Terorisme merupakan tantangan nyata bagi keutuhan dan kesatuan bangsa. Terorisme tidak hanya menimbulkan kerugian material saja, namun nyawa bisa melayang serta menimbulkan rasa takut di dalam masyarakat,” katanya saat membuka kegiatan tersebut.

Bukan hanya itu saja, lanjut dia, terorisme dan radikalisme telah mengoyak keutuhan berbangsa dan bernegara, karena telah membuat kita saling curiga dan bermusuhan.

“Persudaraan dan nilai-nilai toleransi yang sejatinya menjadi kultur bangsa ini, justeru tercabik karena tindakan radikalisme dan terorisme,” jelasnya.

Olehnya itu, dia berpesan beberapa hal kepada seluruh peserta yang mengikuti kegiatan itu. Pertama, pencegahan radikalisme dan terorisme ini bukan semata-mata tanggung pemerintah, tapi menjadi tanggung jawab seluruh elemen di masyarakat.

“Apalagi di era digital sekarang ini, berita bohong atau hoax dapat dengan mudah memapar generasi muda melalui media internet yang terkoneksi dengan berbagai sistem komunikasi yang ada. Nah, disinilah peran masyarakat sangat dibutuhkan dalam membentengi dari paham dan idiologi yang sesat,” ucapnya.

Untuk generasi muda, Gubernur berharap, agar bisa meningkatkan kewaspadaan dan membentengi diri dari pengaruh ajakan kelompok radikal dengan cara meningkatkan kualitas karakter.

“Terakhir, keberlangsung masa depana generasi muda tentunya berada di tangan kita semua. Kita harus menjadi tulang punggung deteksi dini yang cukup penting dan efektif dalam mencegah terorisme,” kuncinya.
Rusli Amiluddin, Ketua YBKM menjelaskan, yayasan ini didirikan oleh negara melalui Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan beranggotakan 15 orang.

“Kegiatan ini sudah kami gelar selama tiga kali, yakni tanggal 5 September di Desa Katapang, Huamual, SBB. Selanjutnya di Desa Latu, Amalatu, SBB dan hari ini di Kota Ambon. Rencananya, kami akan gelar kembali di Desa Poka,” beber Rusli kepada AMEKS.FAJAR.CO.ID , kemarin pagi.

Peserta sendiri, terang Rusli, berjumlah 30 orang yang berasal dari tokoh masyarakat, remaja masjid, pengurus masjid dan masyarakat umum. “Ada juga mantan napi teroris yang ambil bagian di kegiatan kali ini,” terang dia.

Tujuan inti dari kegiatan ini, imbuh Rusli, sebagai ajang silaturahmi antara pengurus YBKM dengan pemerintah provinsi. Selain itu, untuk memperkuat wawasan kebangsaan dan menghindari paham radikalisme dan terorisme yang masuk di Maluku.

“Meningkatkan kesadaran pentingnya pancasila sebagai dasar negara Indonesia serta meningkatkan semangat nasionalisme dan patriotism remaja dan pemuda. Inilah tujuan utama sehingga kami menggelar sosialisasi ini,” katanya.

Untuk itu, tambah Rusli, perlu dilakukan cara untuk mencegah radikalisme dan terorisme di Indonesia (Maluku) adalah dengan toleransi terhadap sesama umat beragama, yang berarti hidup berdampingan dengan pemeluk agama lain, yang kedua Bersatu tanpa mengedepankan ego atau golongan.

“Selanjutnya Pelajari Pancasila sebagai dasar negara, terus sayangi saudara sebangsa dan setanah air, Hindari doktrin kelomlok yang radikal, dan yang terakhir jagalah perdamaian antar ras, suku, dan golongan,” demikian Rusli.(CAL)

  • Bagikan

Exit mobile version