Warga Bikin Aksi, Mega Proyek BWS Maluku Bikin Menderita

  • Bagikan
Aksi Warga Ahuru
Aksi Warga Ahuru sebagai protes terhadap polusi dari pekerjaan cekdam Rinjani, di Ahuru, Ambon.

Ambon,AMEKS.FAJAR.CO.ID FAJAR.CO.ID. - Warga kian gerah. Polusi bikin mereka tidak nyaman. Polusi udara, hingga bunyi yang ditimbulkan dari proyek Cek Dam Rinjani, Kawasan Ahuru, Batumerah, bikin warga tak nyaman.

Protes sudah berulangkali diteriaikin warga. Hari Ini muncul di facebook, sejumlah anak muda memegang pamflet bertuliskan, dampak yang ditimbulkan oleh mega proyek milik Balai Wilayah Sungai Maluku.

Tulisan pada pamflet tersebut juga berisi kecaman. Mereka meminta hentikan polusi yang ditimbulkan. Mereka protes atas dampak yang ditimbulkan. Jika hujan, jalan penuh lumpur. Kalau terik matahari, debut bikin warga tak nyaman.

Mereka yang paling terdampak, adalah warga yang berada dikawasan Ahuru dan Waihoka. Derita yang dialami warga itu mulai dari debu, becek, bisingan kendaraan hingga pencemaran lingkungan.

Warga yang tak tahan dengan adanya pengerjaan proyek senilai Rp 136 Milyar, membuat mereka melayangkan aksi protes.

"Sudah sekian lama kita warga Ahuru menderita akibat debu dan becek. Belum lagi bisingan kendaraan dan alat berat, " kata Ari salah satu warga di kawasan tersebut, Sabtu (1/10).

Menurut mereka, pengerjaan tersebut membuat warga sangat menderita. "Kita sudah cukup sabar dengan debu dan becek. Setiap hari kita hirup debu. Lama-lama kita warga di Ahuru bisa cilaka, " ujarnya.

Sayangnya, pihak pengemban PT. Mandiri Sejahtera terkesan mengabaikan efek dari pengerjaan itu.
"Sudah berulang kali kami sampaikan untuk ada semacam perhatian, tapi faktanya mereka abaikan, " tegasnya.

Dalam aksi itu, warga juga membawa sejumlah tulisan cukup bendungan yang di cor, jangan paru-paru. Stop pencemaran udara. Kembalikan Ahuru lama. Selamat datang didaerah wajib masker karena debu.

Sementara itu, dalam aksinya mereka menuntut pihak pengembang untuk melakukan oerbaikan saluran disekitar Batching Plant Ahuru, termasuk saluran pembuangan sampai ke sungai langsung
Kemudian adanya layanan pemeriksaan kesehatan bagia masyarakat secara periodik tiap bulan.

Menambah petugas lalu lintas di perempatan Indomaret dan di Ahuru. Kendaraan yang keluar dari Ahuru wajib disiram. Setiap mobilisasi alat agar libatkan pemuda Ahuru dan pembahasan lanjutan dengan warga RT.02 untuk kerja diatas jam 00.00

Sebelumnya, dampak dari pengerjaan proyek tersebut juga membuat jalan ratusan meter dikawasan Gadihu, hingga Ahuru, Batumerah, yang baru saja diperbaiki oleh Pemerintah Kota Ambon sekitar dua tahun lalu itu, kini mulai alami kerusakan. Warga yang mendiami kawasan tersebut mengancam akan menutup jalan tersebut, dari aktivitas kendaraan proyek.

Ongen salah satu warga dikawasan Ahuru mengatakan, intensitas kendaraan dam truk bermuatan berat melintasi kawasan itu berdampak pada kerusakan jalan.

"Jalan sudah mulai rusak dari Gadihu sampai Ahuru itu terdapat aspal yang terkupas dan kubangan, " kata dia.

Menurut dia, padahal jalan ratusan meter itu baru saja diperbaiki dengan menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun 2020.

"Kan jalan baru saja diperbaiki tapi kini mulai rusak akibat adanya pengerjaan proyek Cek Dam Rinjani. Setiap hari itu ratusan dam truk pengangkut material proyek melewati jalan ini, " jelasnya.

"Tapi pasca proyek dikerjakan jalan langsung rusak. Selain aspal yang terkupas dan kubangan jalan, juga dibeberapa titik itu terlihat jalanan retak, " bebernya.

Meski begitu, lanjut dia, pihak perusahaan pengerjaan proyek tersebut tidak menghiraukan kerusakan yang ada.
"Seharusnya begitu ada kerusakan langsung diperbaiki. Bukan malah acuh dan kesan masa bodoh, " keluhnya.

Tak hanya itu, material bangunan berupa semen, pasir dan batu juga tumpah berserakahan dijalanan hingga menutup badan jalan tapi belum juga dibersihkan.
" Jalan yang rusak, drainase yang juga, kemudian material campuran yang tumpah dan menutup bahu jalan juga tidak pernah ada niat baik dari perusahan untuk lakukan perbaikan ataupun pembersihan. Model apa ini, "bebernya.

Ditambahkan, kondisi yang ada membuat warga terutama pengendara roda dua sering alami kecelakaan.

" Jalanan yang licin dan sempit membuat pengendara sering alami kecelakaan. Untung saja selama ini belum ada yang sampai meninggal dunia. Kami memang berharap hal itu jangan sampai terjadi. Hanya saja harapan kami pihak pengembang bisa melihat dan memperhatikan kondisi yang ada, "pintahnya.

Terpisah penanggungjawab pengerjaan tersebut, Sunarjo meminta maaf atas ketidaknyamanan warga itu.


"Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan akibat dari pengerjaan itu. Kami akan lakukan evaluasi dan siap untuk mengakomodir apa yang menjadi tuntutan dan keinginan warga itu, sebab ini untuk kebaikan bersama, "singkatnya. (ARH).

  • Bagikan