Bicara Nilai Pancasila, GPM: Mutlak Diperjuangkan Gereja

  • Bagikan
Sosialisasi Empat Pilar
Kegiatan Sosialiasai Empat Pilar Kebangsaan yang dilakukan Anggota DPR RI Mercy Barends bersama Klasis GPM dan AMGPM Pulau-pulau Lease di Negeri Haruku, Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, Kamis (14/10/2022)

Ambon, AMEKS.FAJAR.CO.ID – Amanat dari Pancasila menjadi hal mutlak untuk tetap diperjuangkan oleh gereja. Bagaimana merawat keberagaman diantara umat, gereja bahkan sesama pemeluk agama.

Hal ni disampaikan Ketua Klasis GPM Pulau -pulau Lease Pendeta M. Tomasoa dalam materinya di kegiatan Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan kepada warga GPM yang terhimpun dalam Klasis GPM dan AMGPM Pp Lease yang dipusatkan di ruang Serba Guna Negeri Haruku, Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, Kamis (10/13/2022).

Sosialisasi ini digelar, Anggota MPR RI, Mercy Chriesty Barends. Barends yang hadir secara virtual dari Jakarta, mengajak seluruh warga jemaat GPM, khususnya di lingkup Klasis GPM dan AMGPM Pulau-pulau Lease terus merawat dan menjaga nilai-nilai luhur Pancasila.

Kegiatan ini diikuti puluhan peserta dan diisi oleh dua nara sumber masing-masing, Ketua Klasis GPM Pp. Lease Pendeta M. Tomasoa dan Ketua AMGPM Pp. Lease Lenny M Latul.

Mercy mengatakan, Empat Pilar Kebangsaan merupakan pondasi utama seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.

Empat pilar kebangsaan ini, juga sekaligus menjadi dasar memperkuat integritas dan toleransi bangsa yang tujuannya untuk menciptakan kesejahteraan, kedamaian dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

“MPR pada titik tertentu mengevaluasi persoalan besar yang terjadi di negara belakangan ini, dengan demikian sosialisasi empat pilar merupakan salah satu program MPR RI," ujar politisi dari PDI Perjuangan tersebut.

Mercy juga mencontohkan, sejumlah negara yang akhirnya mengalami persoalan-persoalan kronis dan menjadi ancaman serius, hingga perpecahan dalam negaranya karena tidak ada kebebasan berpendapat maupun kebebasan menghargai keberagaman.

"Kita perlu bersyukur karena para pendiri bangsa kita telah bersepakat membangun bangsa ini di atas satu kesatuan yakni NKRI, satu bahasa, satu tanah tumpah darah dan satu tanah air Indonesia," beber Mercy.

Dia berharap, para peserta yang hadir mengikuti kegiatan tersebut bukan hanya terkait penyerapan materi semata, tetapi selebihnya menjadi kekuatan dan kemauan bersama mewujudkan gerakan bersama elemen bangsa.

Sementara itu, Ketua Klasis GPM Pulau -pulau Lease Pendeta M. Tomasoa dalam meterinya mengatakan peran gereja dalam implementasi Empat Pilar Kebangsaan sejatinya telah lama diaktualisaikan melalui sejumlah program rutin yang ditetapkan secara berjenjang dari Sinode GPM hingga ke Klasis GPM.

“Sudah banyak program-program yang dicetuskan GPM melalui sidang gerejawi telah diaktualisakan ke tengah masyarakat, terutama kepada jamaat GPM yang ada di Pulau Lease,” ungkapnya.

Meski demikian, Tomasa mengakui, masih banyak tantangan yang harus dihadapi warga gereja di masa mendatang. Terutama terkait dengan kemajuan zaman dan kemjuan teknologi yang terus mengalami perubahan.

“Tentu kemajuan ini memiliki pengaruh tersendiri bukan saja kepada warga gereja tapi untuk seluruh masyarakat, karena efeknya akan menggeser kekokohan budaya dan adat yang menjadi salah satu kekuatan kearifan lokal kita,”bebernya.

Untuk itu, kata dia, kedepan gereja akan terus mengawal setiap umat dan jemaatnya agar terus memegang teguh prinsip hidup dan amanat GPM serta nilai-nilai luhur yang selama ini menjadi kekuatan bagi warga GPM dan seluruh komponen masyarakat Maluku.

Ketua AMGPM Pulau-pulau, Lease Lenny M Latul dalam paparannya mengatakan, semangat keberagaman yang ada di Indonesia bukanlah menjadi hal baru bagi warga AMGPM Pp Lease, karena kondisi serupa juga dapat ditemui dalam internal AMGPM Pulau-pulau Lease.

Dikatakan, AMGP Pp. Lease yang menghimpun 10 cabang dan 40 ranting memiliki berbagai karekteristik dan persoalan yang dihadapi. Hal ini tentu menjadi cermin bagimana kedepan AMGPM Pp. Lease dapat terus mempertahankan eksistensinya dengan memecahkan berbagai kendala dan masalah yang dihadapi.

“Dengan kondisional seperti ini, tentunya kita terus diajak untuk mempertahankan solidaritas kita, dengan menjunjung nilai luhur Pancasila tanpa harus melihat perbedaan sebagai hambatan, tapi dilihat sebagai sebuah kekuatan bersama untuk memecahkan berbagai persoalan yang terjadi,” bebernya.

Ia juga memaparkan peran AMGP dalam menyurakan kepentingan warga di Pulau Haruku terutama terkait dengan kendala infrastruktur jalan lingkar di Kecamatan Pulau Haruku yang menjadi satu-satunya akses vital bagi masyarkat di daerah ini.

“Sudah saatnya warga AMGP berpikir dan bertindak searah dengan moto AMGPM ‘kamu adalah garam dan terang dunia’ sehingga tidak ada lagi dikotomi yang membuat perpecahan antar sesame, sesuai nilai-nilai luhur Pancasila yang kita anut bersama,” tutup Lenny.(yan)

  • Bagikan