Ambon, AMEKS.FAJAR.CO.ID - Kandidat Rektor Universitas Pattimura yang baru harus berani tolak kebijakan Pemerintah Pusat, jika menguntungkan sebelah pihak. Sementara Badan Eksekutif Mahasiswa fakultas, memilih netral menentukan keberpihakan.
Wakil Dekan 1 Fakultas ilmu sosial dan ilmu politik (FISIP) Unpatti, Josep Antonius Ufi, mengatakan Unpatti diperlukan sosok yang berani menolak kebijakan pemerintah pusat, ketika kebijakan yang dibuat, hanya menguntungkan sebelah pihak semata.
Seperti, mengisi form yang disediakan LLDIKTI. Form, yang dibuat, banyak menyita waktu pihaknya. Sehingga, interaksi kepada mahasiswanya, sulit dilakukan.
"Hal seperti inilah yang membuat pejabat seperti kami, harus duduk seharian mengisi form yang menurut saya tidak ada artinya. Diisi sampai sedetail mungkin. Nah, dengan adanya kepimpinan baru ini, diharapkan tupoksi pejabat seperti saya tidak dihilangkan," jelasnya.
Saat ini terdaftar lima kandidat Rektor Unpatti, Jusuf Madubun, Fredy Leiwakabessy, zaak Hendrik Wenno, Pieter Kakisina, dan Rory Jeff Akyuwen.
Menurut Ufie, prinsip margerial dan leadership yang dimiliki masing-masing kandidat saat ini sudah sangat baik dan bagus sekali. Tinggal, diasah dan dikembangkan jika terpilih menahkodai Unpatti nantinya.
Ufie mengatakan, masih banyak pekerjaan rumah yang ditinggalkan oleh Prof. Saptenno untuk dibenahi dan ditingkatkan. Untuk itu, diperlukan sosok yang bertangan dingin untuk mengelola semua yang ditinggalkan.
"Hal ini diperlukan, agar konsep yang diciptakan universitas dapat dipakai untuk membangun daerah Maluku lebih maju lagi. Sehingga, Maluku, penghasil sumber daya alam terbesar di Indonesia bagian timur dapat berkembang dan lebih maju lagi," ujarnya.
Pelaksana tugas Ketua BEM Fisip Unpatti, Andreas Timmothy Wenno, mengatakan dinamika dalam pemilihan Rektor Unpatti, menjadi hal yang lumrah.
"Berkaca pada pemilihan 2018 lalu, saat itu, dekan Fisip Tonny Pariela, Ikut pemilihan calon rektor, namun gugur di tengah jalan," ungkapnya.
Menurut dia, pihaknya tidak dapat berkomentar banyak, apakah pihaknya mendukung atau tidak, Jusuf Madubun, maju sebagai bakal calon rektor.
"Karena hal yang saya sebutkan tadi. Jadi, kita ikuti saja aturan yang telah ditentukan dari pusat," imbuhnya.
Pejabat Ketua BEM FH Unpatti, Hasyim Rahman Marasabessy, mengatakan fakultas hukum secara organisatoris tidak mendukung kepada bakal calon manapun, walau diketahui dekan Fakultas Hukum, Rory Jeff Akyuwen, ikut dalam pertarungan bakal calon rektor periode 2023-2027.
"Namun, keikutsertaan dekan kami, sangat menarik perhatian kami. Sehingga, pertarungan ini, akan kami kawal. Siapapun yang terpilih menjadi rektor, diharapkan dapat transparan, memperhatikan mahasiswa, khususnya mahasiswa yang latar belakang ekonomi ke bawah, serta dapat membuat gebrakan dan inovasi baru dengan kebijakan yang dibuatnya," imbuhnya.
Dosen honor yang tidak mau sebutkan namanya, mengatakan, sosok figur calon rektor haruslah menguasai sains. Karena sains, merupakan jendela dunia. Dimana, nantinya akan menguasai dunia, dan hal tersebut sangat penting.
"Contoh, saat covid 19 lalu, Laboratorium pusat datang menguji sampel di wilayah Indonesia Timur. Dan pilihannya jatuh pada laboratorium Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unpatti. Karena peralatan yang ada disini, cukup bagus. Namun, karena keterbatasan finansial, yang dibawa, hal tersebut tidak dilakukan. Dan dilakukan ditempat lain," ungkapnya.
Lebih lanjut, dikatakan, banyak penelitian yang melibatkan peneliti dari perguruan tinggi, sehingga, bobot yang diteliti pun tidak sembarangan.
"Namun, sosok figur tersebut juga harus menguasai panggung nasional maupun internasional. Sehingga, dapat membawa Unpatti ini ke jenjang yang lebih tinggi dari saat ini. Perhatikan mahasiswa yang ekonominya kurang dan dosen honorer yang saat ini, gajinya bisa dibilang dibawah upah minimum regional provinsi. Jadi, bijak lah pilih pemimpin," pungkasnya. (Leo)