AMBON, AMEKS. FAJAR. CO. ID-Mimpi pendekar Maluku untuk meraih tiket Pekan Olahraga Nasional (PON) akhirnya sirna.
Pasalnya, pasukan baju hitam Maluku yang turun dengan 12 orang pesilat harus menelan pil pahit setelah gagal meloloskan atlet ke PON XXI di Aceh dan Sumatera Utara (Sumut) Tahun 2024 mendatang.
Di babak kualifikasi PON silat di Solo, Jawa Tengah, 10-15 September lalu, belasan pendekar andalan Maluku harus tumbang dari lawan-lawan mereka. Tak ada satupun atlet yang berhasil meraih tiket PON.
Menurut Hendra Abubakar, Ketua Ikatan Pencak Silat (Ipsi) Kota Ambon bahwa, hasil minor yang diraih oleh kontingen silat Maluku di Pra PON merupakan pukulan telak bagi Ipsi Maluku.
"Dari 12 karateka, tidak ada satu pun yang pulang dengan tiket PON. Jadi gagal total," ungkap Hendra saat dihubungi media ini, Selasa (19/9).
Hendra mengatakan, kegagalan meloloskan atlet ke PON menjadi pukulan telak buat Pengprov IPSI Maluku dan harus menjadi bahan evaluasi bagi pengurus untuk melakukan perbaikan dan pembenahan prestasi.
“Harus ada evaluasi terkait kegagalan kali ini. Salah satu yang saya lihat menjadi penyebab gagal atlet adalah terkait jam terbang termasuk fisik atlet," terang dia.
Hendra menuturkan, saat bertanding di Pra PON rata-rata atlet Maluku kehabisan stamina di ronde kedua. Hal ini disebabkan pertandingan yang memang sangat ketat ditambah fisik atlet yang menurun.
“Mau tidak mau kita harus akui persiapan yang kurang memang menjadi penyebab atlet Maluku gagal di Pra PON. Jadi Ipsi Maluku harus segera berbenah untuk bisa mengembalikan prestasi pencak silat di daerah ini,” ujarnya.
Bukan hanya itu, imbuh Hendra, pembenahan organisasi juga harus dilakukan demi prestasi silat Maluku kedepan.
"Tahun ini akan ada Musprov Ipsi Maluku. Jadi, voters (pemilik suara) harus memilih figur atau sosok yang benar-benar mampu dan loyal untuk mengembalikan kejayaan silat Maluku. Bukan pengurus yang hanya numpang nama di dalam struktur kepengurusan Ipsi Maluku," pintanya menutup pembicaraan.
Heygel Tengens, Mantan Manager Silat Pra PON Maluku menerangkan, harusnya pengurus silat bisa belajar dari PON sebelumnya.
"Kegagalan ini bisa saja terjadi karena persiapan atlet yang kurang maksimal, " nilai dia.
Heygel menerangkan, kondisi ini hampir sama seperti Pra PON silat di Palu beberapa tahun lalu, dimana atlet silat harus gagal tampil di PON lantaran persiapan mereka menuju event nasional itu tidak sampai satu bulan.
"Saat itu, persiapan atlet hanya dua minggu saja. Jadi bagaimana mereka bisa berprestasi. Kondisi ini bisa saja terjadi di tahun ini, " jelasnya.
Biasanya, imbuh mantan Ketua Ipsi Kota Ambon dua periode ini, persiapan atlet di daerah lain, minimal enam bulan. Namun yang terjadi di Maluku tidak seperti itu. Hal inilah yang sangat kami sayangkan.
"Sekarang, semua sudah terjadi, atlet silat Maluku gagal menembus PON, yang harus dilakukan saat ini adalah evaluasi secara menyeluruh terhadap pengurus Ipsi Maluku, " tutup Heygel.
Terpisah, Kethar KONI Maluku, Mustafa Kamal mengaku, belum mengetahui hasil babak kualifikasi PON silat karena belum ada laporan resmi dari pengurus Ipsi Maluku terkait hasil Pra PON silat di Solo.
"Maaf, laporannya (hasil babak kualifikasi silat) belum ada. Jadi, saya belum bisa menjelaskan lebih jauh. Nanti saja," elak Kamal menutup pembicaraan. (Faisal Lestaluhu)