JMP Ambruk di Bursel, Sejumlah Desa Terisolasi

  • Bagikan
Buru selatan
Kondisi JMP yang menghubungkan Desa Waelikut dan desa Waemasing, Kecamatan Waesama, Kabupaten Buru Selatan.

Namrole, AMEKS.FAJAR.CO.ID - Musibah ambruknya jembatan layang Merah Putih (JMP) akibatnya terjangan banjir di sungai Waepai, di perbatasan Desa Waelikut dan desa Waemasing, Kecamatan Waesama, Kabupaten Buru Selatan, menyebabkan sejumlah desa terisolasi.

Musibah in telah dilaporkan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku. Kepala BPBD Kabupaten Buru Selatan, Hadi Longa mengatakan, laporan disampaikan setelah BPBD Bursel melakukan peninjauan dan menerima laporan dari Pusat Pengendali Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terkait peristiwa tersebut.

“Memang benar pada Minggu (12/5) telah terjadi peristiwa ambruknya jembatan Merah Putih (JMP) akibat terjangan banjir di sungai Waepai yang berada di antara desa Waelikut dan desa Waemasing kecamatan Wae- sama Kabupaten Buru Selatan. Laporan terkait musibah itu telah di terima BPBD Bursel, “ ujar Longa kepada ameks.id, Senin (13/5).

Longa yang juga Plt Asisten II Sekda Kabupaten Buru Selatan ini mengatakan, ambruknya jembatan tersebut lantaran terjadi hujan lebat, di sertai angin kencang yang melanda wilayah Buru Selatan, menyebabkan meluapnya sungai Waepai hingga putusnya jembatan gantung yang di bangun oleh TNI Bersama masyarakat.

“Untuk peristiwa ini tidak ada korban jiwa,”ungkapnya.
Hanya saja lanjut dia, ambruknya jembatan tersebut menyebabkan aktivitas warga terganggu.

Jembatan tersebut merupakan satu- satunya jembatan yang selama ini digunakan masyarakat untuk melintasi sungai Waepai, bila terjadi banjir saat hujan lebat.

BPBD Bursel, kata Longa, bersama pemerintah desa setempat telah menyampaikan pemberitahuan kepada masyarakat untuk berhati-hati dalam melakukan aktivitas di dekat sungai tersebut.

“Kita dari BPBD sudah melakukan kaji cepat dampak kerusakan dan kerugian di daerah terdampak. Kita juga sementara berkoordinasi dengan aparat setempat dan men-gumpulkan informasi dan data serta terus berkoordinasi dengan masyarakat setempat terkait dengan kondisi yang terjadi,” ungkapnya.

Sebelumnya diberitakan koran ini cuaca ekstrim yang disertai dengan curah hujan tinggi beberapa hari belakangan ini, membuat sejumlah sungai di wilayah kabupaten Buru Se-latan, meluap dan mengakibat-
kan terjadinya banjir.

Saat musim hujan dan terjadi banjir, masyarakat yang ingin ke Kota Namrole, ibukota kabupaten Buru Selatan maupun sebaliknya dari Namrole ke desa Waemasing, Lena, Simi, Waeteba dan desa Waetawa, saat tiba di sungai Waepai harus melewati jembatan tersebut.

Ditengah kondisi cuaca ekstrim saat ini, dan ambruknya jem-batan, maka satu-satunya jalan yang digunakan masyarakat untuk sampai ke desa mereka maupun ke Kota Namrole adalah dengan menggunakan transportasi laut. Itupun kalau kondisi cuaca memungkinkan.
Camat Waesama, Salim Souwakil yang di konfirmasi mengatakan, akibat ambruknya JMP, arus transportasi masyarakat lumpuh, karena tidak bisa melewati sungai yang sementara banjir.

“Karena permukaan air sangat tinggi dan tidak bisa dilalui kenderaan baik roda dua maupun roda empat, apalagi pejalan kaki,”ungkapnya. (edy simaela)

  • Bagikan