Ambon, AMEKS.FAJAR.CO.ID — Sejumlah Nelayan yang kerap menangkap ikan di perairan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), mengungkapkan adanya aktivitas sebuah kapal besar yang diduga menambang pasir dasar laut.
Para nelayan ini, merasa terganggu, dengan aktivitas kapal yang disebutnya kapal tengker. Kapal ini sering melintas di areal pancing Nelayan setempat.
Adanya aktivitas kapal ini, ungkap para Nelayan membuat ikan semakin sulit untuk didapat. Kapal bermerek Prima berkapsitas besar itu, di duga sedang menyedot pasir untuk keperluan tambang.
Menurut salah satu nelayan Desa Pasahari, Abdul Kahar, (45), mereka sulit menangkap ikan akibat operasi kapal setiap hari dan terlalu dekat dengan areal pancing.
" ia memang sulit kita tangkap ikan, karena air kadang kabur dan ikan pasti menjauh,” kata dia.
Dia juga mengaku, sejumlah rompong milik nelayan ada yang putus atau hilang. Kahar menduga, mungkin karena operasi kapal ini setiap hari, siang maupun malam.
Menurut dia, areal tangkap nelayan biasanya berada di jarak 1 sampai 2 mil, namun sekarang nelayan harus bisa menangkap ikan di jarak 2 -5 mil untuk mendapatkan ikan. Mereka memilih menghindari dari kapal tersebut.
Kahar mengatakan, kalau kondisi ini terus dibiarkan para nelayan juga merasa tidak nyaman. Tempat berlindung ikan, biota laut, pasti rusak, dan para nelayan akan semakin kesulitan mendapatkan ikan.
"Jarak melintas kadang dekat pesisir kadang jauh, dan ikan yang tadinya biasa main di pinggiran seperti tongkol dan cakalang justru menjauh akibat kapal tersebut,” ungkap Kahar.
Kapal tersebut, kata dia, biasanya bergerak dari arah timur menuju arah barat pesisir pantai Pasahari kemudian balik lagi.
"Anehnya kapal ini tiba-tiba terlihat sarat muatan ketika berlabuh,” ungkap dia, saat di temui sore hari, Jumat (24/5/2024) di pesisir pantai desa pasahari itu.
Operasi kapal ini sudah hampir 1 tahun, tambah Kahar, dan wilayah operasinya berada di sekitar pesisir pantai Desa Pasahari, Kobi, dan Kobisonta.
"Kurang lebih satu tahun kapal ini beroperasi di pesisir desa Pasahari, Kobi dan Kobisonta,” tandas dia.
Terpisah Nelayan di Desa Kobi, Hamim Sukidjan juga mengatakan, bahwa nelayan sangat berhati-hati Ketika saat pancing, karena selalu bertemu pada waktu malam.
"Takutnya kapal berkapasitas besar ini tidak melihat perahu Nelayan, lalu menabrak kami yang sedang mancing." singkat dia.
Soal keberadaan kapal ini, Pihak Perusahaan PT. CITIC Ceram Energy limited yang merupakan wilayah operasi Migas di daerah Kobi dan seti, ketika di konfirmasih mengatakan bahwa kapal tersebut bukan milik Citic.
" itu bukan kapal milik Citic, perusahaan sekarang belum ada kegiatan Lifting" jawab Armando Humas Citic melalui pesan Whatsappnya.(syahdan)