Ambon,AMEKS.FAJAR.CO.ID.- Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku memastikan Bendungan Way Apu, Pulau Buru tidak jebol. Bendungan itu masih dalam tahapan penyelesaian pekerjaan, dan sudah capai 71,34 persen.
Hal ini disampaikan Kasie Pelaksanaan Balai Wilayah Sungai Maluku (BWS) Eadtwin Leatemia saat dikonfirmasi ameks.id, Sabtu (6/7/2024), sekaligus membantah terkait informasi jebolnya bendungan Way Apu.
“Jadi tidak benar bendungan Way Apu itu jebol. Bendungan masih dalam tahapan pekerjaan. Belum bisa menampung air, masih kosong," ungkap Leatemia.
Dia menjelaskan, fungsi bendungan justru salah satunya untuk mereduksi banjir. Namun saat pelaksanaan perlu dibangun Temporary cofferdam atau tanggul sementara.
Tanggul ini, lanjut dia, berfungsi untuk mengelakkan sungai way apu dan way teba yang melimpas pada tanggal 5 Juli 2024. Temporary cofferdam dibuat sebagai metode agar proses penggalian pondasi di area tubuh bendungan dapat dilaksnakan.
“Tanggul sementara ini dibuat untuk mengalihkan aliran sungai dari lokasi kerja tubuh bendungan Way Apu, supaya tidak terganggu. Namun disaat tingginya curah hujan debit air melimpas, sudah melebihi dari kapasitas rencana Temporary cofferdam, akhirnya air melimpah keluar,” kata Leatemia.
Meluapnya air dari temporary cofferdam ini, kata dia, ditambah lagi dengan jebolnya beberapa tanggul sungai, yang masuk ke aliran sungai Way Apu, menyebabkan luapan air bertambah besar.
“Way Apu sungai utama, makanya daerah dihilir terkena dampak karena semua aliran air dari sejumlah sungai masuk semua ke sungai Way apu. Akhirnya luapan air bertambah besar, kemudian menjadi banjir besar,” ungkap Leatemia.
Pekerjaan di bendungan Way Apu, kata dia, masih on going dengan galian pondasi dan tanggul-tanggul sementara, sehingga bendungannya belum selesai. Karena itu, bendungan belum dapat menampung air, jadi bagaimana disebut Bendungan jebol.
Menurut Leatemia, intensitas hujan atau curah hujan dari tanggal 3, 4, hingga 5 Juli sangat tinggi, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Kondisi cuaca ini berdampak pada pekerjaan Bendungan Way Apu.
“Dilihat dari historis banjir Way Apu, di tahun 2023 pernah terjadi banjir pada area Pembangunan Bendungan Way Apu dengan curah hujan yang tercatat pada stasiun curah hujan sebesar 167,55 milimeter,” ungkap Leatemia.
Hal tersebut, lanjut dia, mengakibatkan Jembatan Bailey akses menuju lokasi pekerjaan terputus dan hanyut terbawa Sungai Way Apu. Banjir yang terjadi pada Mei 2023 itu diperkirakan merupakan debit banjir dengan skala ulang 15 tahun.
Curah hujan selama tiga hari di Bendungan Way Apu, kata Leatemia, terjadi dengan intensitas yang tinggi dimana tercatat pada tanggal 4-5 Juli 2024 terjadi hujan terus menerus dengan hujan kumulatif sebesar 196,50 mm yang setara dengan Q40 = 777 mm/detik.
"Pengamatan elevasi muka air mulai dilakukan sejak Kamis, 4 Juli 2024 pukul 17.40 WIT, dimana elevasi muka air Way Teba dan Way Apu berangsur-angsur naik," ujar Leatemia.
Sekira pada pukul 21.30, lanjut dia, muka air pada Way Teba mengalami penurunan sekitar 30 cm, dan masih menurun pada pukul 22.00.
"Hanya saja pada 5 Juli 2024 pukul 00.00, elevasi muka air mulai naik kembali. Hal ini terus terjadi sehingga debit air melebihi kapasitas terowongan pengelak dan kelebihan air harus melewati alur sungai lama," jelas Leatemia.
Kondisi Bendungan Way Apu, akui dia, saat ini sedang dalam tahap penggalian pondasi, dengan terlewatinya air pada alur sungai lama, mengakibatkan pekerjaan galian pondasi belum bisa dilanjutkan menunggu debit air normal.
Upaya mitigasi yang sudah dilakukan, BWS Maluku, antara lain berupa pemantauan berkala elevasi muka air Sungai Way Teba dan Sungai Way Apu yang dilakukan setiap jam pengamatan.
Kemudian, kata Leatemia, melakukan evakuasi pekerja dan alat yang masih berada di semua lokasi pekerjaan pada pukul 02.00 tanggal 5 Juli 2024, dan melakukan inventarisasi alat yang terkena dampak banjir.
" Upaya Pemulihan yang akan dilakukan yaitu melakukan perbaikan jembatan bailey, perbaikan jalan akses kerja sampai ke tubuh bendungan, perbaikan tanggul sementara (temporary cofferdam), dan melanjutkan pekerjaan galian pondasi," kata Leatemia.
Secara umum, menurut dia, berbagai upaya tengah dilakukan BWS Maluku guna mengantisipasi tidak terjadi gangguan fatal dan pelaksaan pekerjaan proyek Nasional, Bendungan Way Apu.
Diketahui, berdasarkan Release Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi Pattimura per tanggal 5 Juli 2024, BMKG Maluku memperingatkan untuk mewaspadai potensi cuaca buruk di Wilayah Maluku mulai tanggal 5 sampai 11 Juli 2024.
Berdasarkan hasil analisis kondisi atmosfer yang dapat memicu terjadinya cuaca signifikan di wilayah Maluku dengan adanya sirkulasi siklonik di wilayah Filipina yang mengakibatkan terbentuknya daerah belokan angin dan konvergensi di Pulau Buru, Pulau Ambon dan Pulau Seram.
Beberapa kondisi atmosfer itu, berpengaruh terhadap proses pembentukan dan pertumbuhan awan-awan hujan di wilayah Maluku yang berpotensi menyebabkan terjadinya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang sesaat dalam beberapa hari ke depan.(elias rumain)