Ambon, AMEKS.FAJAR.CO.ID — Upaya Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) mengatasi keterisolasian di Kecamatan Elpaputih, terutama di pegunungan, justru dihambat kontraktor. Dua proyek jalan dananya korupsi, proyeknya dibiarkan terbengkalai.
Dua proyek itu, adalah Peningkatan Kapasitas Struktur Jalan ke Hotmix dari Desa Tala ke Desa Sumieth Pasinaro. Dan kedua, dari Desa Sumieth ke Desa Watui Kecamatan Elpaputih Pegunungan.
Untuk proyek peningkatan kapasitas jalan Tala - Sumieth Pasinaro dikerjakan CV Leaci. Konsultannya CV Pesona Consultan. Proyeknya sebesar Rp8,993, 592,000, dibiayai dengan Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun 2023.
Sementara untuk ruas jalan Sumieth - Watui dikerjakan CV Balung Permai, dengan konsultan juga CV Pesona Consultan. Proyeknya juga dibiayai DAK dengan total anggaran dengan nominal Rp8,572,642,000.
Untuk Pekerjaan Tala - Sumieth Pasinaro direncananya tuntas dalam 215 kalender kerja. Sementara untuk ruas jalan Sumieth - Watui waktu penyelesaiannya selama 150 kalender kerja.
Informasi yang diterima ameks.id, dua proyek dengan total lebih dari Rp17 miliar ini, dikerjakan hanya oleh satu orang, meski dipakai dua perusahaan. Pemilik dua proyek itu, adalah seorang kontraktor bernama Uya.
Edy Latu warga Ahiolo, Kecamatan Elpaputih, mengaku kecewa dengan pekerjaan yang dilakukan kontraktor. Pasalnya sudah lebih satu tahun dikerjakan, proyek belum juga tuntas. Malah tidak lagi ada pekerjaan di lokasi proyek tersebut.
“Padahal kami sangat berharap banyak pembangunan jalan hotmix ini bisa selesai, sehingga kita masyarakat yang selama bertahun-tahun terisolasi, bisa merasakan manfaat pembangunan,” kata Edy.
Dia berharap Pemerintah Kabupaten SBB bisa memperhatikan masalah ini. Keberadaan jalan ini sangat Dibutuhkan sekali oleh masyarakat, karena selama ini mereka hidup teriolasi akibat keterbatasan akses transportasi.
Kondisi ini, kata Edy, kian sulit ketika terjadi hujan dengan intensitas tinggi membuat jalan kian rusak, disamping tertimbun longsor.
“Hujan pada Kamis (5/7/2024) lalu, membuat kerusakan jalan masyarakat kian sulit. Karena itu, kami minta Pemerintah menegur kontraktornya. Kita ini sangat membutuhkan jalan tersebut,” ungkap Edy.
Sumber ameks.id menyebutkan, ada lokasi yang tidak lagi dikerjakan kontraktor, karena dulunya bekas areal pengangkutan kayu logging. Jalan itu dibuka oleh mereka yang mengambil kayu.
“Jadi ada jalan yang itu tidak lagi dibuka oleh pihak kontraktor. Jalan itu dibuka oleh mereka yang mengambil kayu di lokasi Elpaputih pegunungan ini,” ungkap sumber ini. (yani)