Bosnia Kepincut Produk Militer dari Pindad

  • Bagikan
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Bosnia Herzegovina. (Foto: Kemenko Perekonomian)

Jakarta, AMEKS.FAJAR.CO.ID - Bosnia berkeinginan meningkatkan kerja sama di bidang militer dengan Indonesia, khususnya dengan PT PINDAD. Keinginan ini disampaikan langsung Menteri Luar Negeri Bosnia dan Herzegovina Y.M. Bisera Turkovic.

Saat menemui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, di Kantor Kemenko Perekonomian, Senin (13/6) utusan Bosnia ini juga berbicara kerja sama antar kamar dagang dan industri (KADIN) kedua negara yang dapat membantu untuk mendorong upaya peningkatan kerja sama ekonomi.

Menanggapi pernyataan Menlu Turkovic, Menko Airlangga menyampaikan dukungannya untuk meningkatkan kerja sama di sektor industri pertahanan, business-to-business, hingga kerja sama hospitality.

“Indonesia percaya bahwa kedekatan historis serta hubungan bilateral yang baik antara kedua negara sejak puluhan tahun yang lalu, dapat pula dimanfaatkan sebagai modal dasar bagi setiap langkah strategis dalam rangka eksplorasi lebih lanjut setiap potensi kerja sama antara Indonesia dengan Bosnia dan Herzegovina,” kata Menko Airlangga.

Indonesia dengan Bosnia dan Herzegovina memiliki potensi yang besar dalam aspek perdagangan. Nilai perdagangan antara kedua negara pada tahun 2021 tercatat USD 1,85 juta. Saat ini, komoditas unggulan Indonesia yang diekspor ke Bosnia adalah cocoa powder (USD 188 ribu), musical instruments (USD 45 ribu), dan telephones sets (USD 44 ribu).

Sedangkan komoditi impor utama Indonesia dari Bosnia adalah centrifuges (USD 439 ribu), footwear with outers and uppers of rubber (USD 226 ribu), dan footwear with uppers other than rubber (USD 95 ribu).

“Bosnia dan Herzegovina terbuka dan mendukung masuknya komoditi minyak sawit asal Indonesia serta menawarkan Indonesia untuk berinvestasi di sektor produk makanan di Bosnia dan Herzegovina,” kata Menlu Turkovic.

Sebagai inormasi, terdapat pabrik mie instan Indomie di wilayah Serbia saat ini. Untuk itu, Pemerintah Bosnia dan Herzegovina menawarkan agar pabrik yang sama dapat dibuka di wilayah Bosnia dan Herzegovina.

Salah satu tantangan dari upaya penguatan kerja sama bidang ekonomi antara kedua negara, adalah hambatan logistik untuk melakukan perdagangan langsung dengan Bosnia dan Herzegovina.

Hambatan tersebut disebabkan oleh kondisi geografi Bosnia dan Herzegovina serta ketergantungan pada pelabuhan negara tetangga, untuk arus keluar masuk barang.

Menlu Turkovic pada kesempatan tersebut mengusulkan agar kedua pihak mulai membahas secara intensif terkait pembentukan direct connection dari Jakarta ke Sarajevo, begitu juga sebaliknya.(*/yan)

  • Bagikan