Satu Keluarga Tertimbun Longsor, Ayah dan Ibu Meninggal, 2 Anak Belum Ditemukan

  • Bagikan
Evakuasi Para Korban longsor SBB
Proses evakuasi para korban dari lokasi longsor dikawasan tambang illegal SBB, Selasa (5/7) sore. (Istimewa)

Ambon, AMEKS.FAJAR.CO.ID - Satu keluarga terdiri dari empat orang, tertimbun longsor di areal penambangan cinabar, Desa Iha dan Luhu, Kabupaten Seram Bagian Barat.

Korban terdiri AD alias Abdul dan NK alias Dini yang merupakan pasangan suami isteri, dan dua anak mereka, adalah Nadira (8) dan ND alias Nabila (8). Pasangan suami isteri sudah berhasil ditemukan, sementara kedua anaknya masih dalam pencarian.

Insiden ini terjadi pada Selasa (5/7) Pagi. Proses pencarian dan evakuasi dilakukan oleh Polres SBB, Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD SBB, TNI, dan warga setempat.

Kasat Reskrim Polres Seram Bagian Barat (SBB), Iptu Irwan mengungkapkan, tim evakuasi berhasil menemukan sejumlah penambang yang tertibun longsor.

"Dari hasil pencarian terhadap korban yang tertimbun longsor itu, 4 orang sudah ditemukan dan dua sementara masih dalam pencarian,” jelas dia, kepada media ini, Selasa malam.

Untuk korban yang sudah ditemukan itu diantaranya, S alias Sajir, Laki-laki, warga dusun Ani desa Lokki, RS alias Rival (19) Tahun, warga dusun Tanah Goyang, desa Lokki, dan AD alias Abdul, warga desa Kawah Ketiganya, adalah warga SBB.

Sementara TK alias Tini, warga kampung Rinjani, Ahuru, Batumerah, Kecamatan Sirimau Kota Ambon, sudah dikembalikan ke Kota Ambon sekira pukul
14.30 WIT. Dana Selasa (5/7) , sebelum Ibadah Magrib, sudah dimakamkan oleh pihak keluarga di kawasan kampung Rinjani Ahuru.

"Sedangkan untuk dua korban lainnya yang merupakan anak dari almarhumah Dini, dan AD alias Abdul yakni, ND alias Nadira (8) dan ND alias Nabila (8), belum ditemukan dan masih melakukan pencarian hingga malam tadi,"kata dia.

Dikatakan, musibah yang terjadi di dua lokasi tambang tersebut tidak hanya menimbulkan korban meninggal dunia, melainkan juga korban luka, sebanyak 3 orang.

Mereka diantaranya, RR alias Rifandi (18), dan FL alias Faisal (32), warga dusun Tanah Goyang, Desa Lokki Kecamatan Huamual SBB, serta Edo warga Dusun Ani, Desa Luhu.

"Total korban dilokasi tambang itu sebanyak 9 orang. 3 dinyatakan hidup dan 6 dinyatakan meninggal dunia. Untuk korban meninggal dunia sudah dikembalikan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan, sedangkan untuk kedua korban selama sementara masih dalam perawatan medis,"bebernya.

Mantan Kapolsek Amahai, Maluku Tengah ini menjelaskan, kejadian yang menimpah para penambang itu diduga terjadi sekitar pukul 03.00 WIT, Selasa pagi.
"Informasi sementara yang diperoleh peristiwa itu,para korban berada di dalam camp (tenda-red) penambang sedang tidur. Dan camp korban longsor ke bawah arah kali dengan ketinggian camp dengan kali sekitar 150 meter (tebing-red),"kata dia.

Pihaknya hingga kini masih melakukan penyelidikan terkait musibah yang menimpah satu keluarga peambang illegal tersebut.

"Kita masih dalami, untuk memastikan musibah yang menimpah para korban tersebut,”tandasnya.(ARH)

  • Bagikan

Exit mobile version