Ambon, AMEKS.FAJAR.CO.ID FAJAR.CO.ID.- Banyak desa terdampak bencana di Maluku. Terutama Kota Ambon, SBB, dan Maluku Tengah. Banyak rumah warga, juga infrastruktur Pemerintah rusak berat. Hingga kini belum ada rencana rehabilitasi kembali fasilitas yang rusak itu.
Kemarin, politisi Gerindra yang juga anggota DPRD Maluku, Hatta Hehanussa mengunjungi lokasi bencana di SBB,. Di SBB, Hatta melihat kondisi langsung di Kecamatan Waisala, Huamual Belakang dan Seram Barat.
Warga dusun Haya, Desa Sole, Kecamatan Huamual Belakang, melaporkan talud pantai yang patah, hingga membuat abrasi pantai. Abrasi berdampak pada rumah-rumah warga dihantam gelombang pasang.
Dusun yang dihuni hampir 600 Kepala Keluarga (KK), dihantam gelombang tinggi hingga masjid dan kuburan yang berada tak jauh dari bibir pantai itu ditutupi oleh pasir.
"Pak tolong kita untuk talud pantai ini, sebab jika tidak maka masjid dan kuburan yang ada ini sudah tertutup pasir, " kata Rahma, salah satu warga dusun Haya, kemarin.
Menurutnya, talud sepanjang 100 meter itu roboh akibat dihantam ombak akibat cuaca ekstrim terjadi, sejak beberapa tahun lalu.
Letak Masjid, kuburan dan rumah-rumah warga itu awalnya tinggi dari posisi Pantai.
“Hanya saja pasca talud itu roboh membuat abrasi pantai hingga mengakibatkan pasir naik dan menutup masjid, kuburan dan pemukiman warga. Kasihan pak, kita takut dengan cuaca seperti ini maka kita harus mengunsi, dan tidak bisa lagi Sholat di masjid karena air laut masuk, " terangnya.
Hal yang sama disampaikan warga, ketika Hatta menyambangi Desa persiapan Tomi-Tomi, dan Desa Tahalupu, Kecamatan Huamual Belakang. Disana tidak ada air bersih. Ketiadaan drainase membuat air meluap ke pemukiman warga dan ambruknya talud pantai sepanjang 20 meter.
"Kami butuh air bersih. Untuk minum saja kami sangat sulit. Kemudian ada sungai kecil didalam kampung yang sampai saat ini tidak ada talud dan drainasse, sehingga saat hujan seperti ini masuk kedalam kampung dan menggenangi rumah warga. Begitu juga dengan air laut, "keluh Arif warga desa Persiapan Tomi-Tomi.
Selain Tomi-Tomi, warga Desa Tahalupu, juga keluhkan meminta, perhatian Pemerintah terkait penyediaan air bersih, listrik, talud sungai hingga infrastruktur pendidikan.
"Untuk mau dapat air bersih saja kita antri, bertahun-tahun kita sangat kesulitan soal air bersih. Selain kami punya sarana pendidikan yang bahkan tidak pernah diperhatikan sama sekali, " kata Kades Tahalupu, Abdu Rahman Dokolamu.
Menurutnya, ada sejumlah sungai di dalam kampung tersebut yang taludnya sudah ambruk sehingga saat musim penghujan air dan menggenangi pemukiman warga.
"Dusun Nania itu dihuni 36 Kelapa Keluarga, yang sampai saat ini tidak pernah menikmati listrik dan air bersih. Kami sangat sulit sekali untuk minum sama mandi, " tandasnya.
Usai mengelilingi kecamatan Huamual Belakang, mantan Wakil ketua Komisi III DPRD Provinsi itu, juga menyambangi sejumlah desa dan dusun di Kecamatan Waisala, dan Seram Barat. (ARH)