Jakarta, AMEKS.FAJAR.CO.ID - Pemerintah mendorong investasi untuk pemenuhan energi listrik dari gas di Batam, Kepulauan Riau. Mengingat ketergantungan Batam sangat tinggi terhadap sumber energi tersebut.
Batam adalah salah satu Kota Industri unggulan di Indonesia. Oleh sebab itu, stok energi yang mayoritas bersumber dari gas harus dipastikan ketersediaannya.
"Karena 70 persen pembangkit listrik di Batam bersumber dari gas, maka kita dorong investasi melalui dua proyek utama yaitu Floating Storage Regasification Unit (FSRU) untuk LNG dan pembangkit listrik terapung (Barge Mounted Power Plan/BMPP) " ungkap Deputi I KSP Febry Calvin Tetelepta di Jakarta, Senin (17/10).
Febry menjelaskan, pada rapat koordinasi di Batam, Jumat (14/10) yang lalu, Kepala BP Batam menyambut baik rencana investasi ini dan sangat mendukung peningkatan ketersediaan energi listrik di Batam yang pertumbuhan ekonominya diatas rata-rata nasional. Kedua proyek ini diperkirakan bernilai 430 juta USD.
"Sudah ada investor yang serius dan telah kita koordinasikan dengan stakeholders seperti BP Batam, PT PLN, dan PT PLN Batam. Kita dorong supaya tahun 2023 proyek ini sudah berjalan,” pungkas Febry.
Seperti diketahui Batam adalah salah satu lokasi unggulan Kawasan Industri di Indonesia. Untuk mendukung kegiatan tersebut diperlukan sokongan energi listrik, dengan 70 persen pembangkitnya bersumber dari Gas.
Konsep Floating pada FSRU dan BMPP ini lebih fleksibel dan sesuai dengan regulasi pada IMO. Jika ada masalah baik secara teknis maupun menimbulkan dampak pencemaran, bisa langsung ditarik keluar dari lokasi.(ERM)