Ambon, AMEKS.FAJAR.CO.ID - PT PLN masih akan memaksimalkan peningkatan listrik desa dan penambahan jam nyala khususnya di pulau-pulau terluar di Maluku, meski rasio elektrifikasi PLN di Provinsi maluku sampai dengan 30 April 2023 sudah mencapai 93,2 persen.
Rasio elektrifikasi PLN, adalah perbandingan antara jumlah rumah tangga atau bangunan yang terhubung dengan jaringan listrik PLN dengan jumlah total rumah tangga atau bangunan di suatu wilayah. Rasio ini digunakan untuk mengukur sejauh mana suatu wilayah telah teraliri listrik oleh PLN.
Deputi I Kantor Staf Presiden, Febry Calvin Tetelepta (FCT) kemarin langsung menggelar Rapat Koordinasi Percepatan pelayanan Sistem Kelistrikan Provinsi Maluku, bersama dengan PLN di Kantor PLN UIW Maluku dan Maluku Utara.
Dalam rapat, Senin (8/5/2023) itu, FCT menekankan agar PLN bekerja dengan serius untuk mempercepat pelayanan kelistrikan di wilayah Maluku.
“Dari 1.241 Desa yang ada di Maluku, masih terdapat 259 desa belum terlistriki oleh PLN. Meskipun jumlahnya lebih sedikit dari yang sudah berlistrik PLN, tapi apapun itu harus diselesaikan,” harap FCT.
Febry juga mendorong, peningkatan jam nyala sistem kelistrikan yang semula 6 jam hingga 12 jam menjadi 24 Jam. Berdasarkan roadmap PLN.
Peningkatan jam nyala semester I 2023, telah berjalan di 4 Kecamatan yakni Ambalau, Luhu, Manipa dan Leksula. Kemudian pada semester II di tahun yang sama, PLN akan melaksanakan penambahan lokasi jam nyala di 7 Kecamatan lainnya.
“Diharapkan roadmap yang ada bisa dipercepat sehingga peningkatan jam nyala semuanya bisa terealisasi di tahun 2023” kata Febry dalam rapat tersebut.
Menurut Febry dari sisi perencanaan semuanya sudah matang, namun diperlukan komitmen tim di lapangan untuk merealisasikan program peningkatan nyala ke 24 Jam sehingga masyarakat dapat merasakan manfaat dari program tersebut.(yan)