BULA, AMEKS.FAJAR.CO.ID - Muhammadiyah daerah kabupaten Seram Bagian Timur(SBT) resmi dipimpin oleh M.Saleh Tianotak. Dia terpilih lewat musyawarah daerah(Musda) ke-1 yang berlangsung di ruang Aula Hotel Surya kota Bula,Sabtu(12/8).
Sementara ketua Aisyiyah SBT dipimpin oleh Halima Siolimbona. Sembilan calon pimpinan Muhammadiyah SBT yang ikuti Musda itu, M.Saleh Tianotak meraih suara terbanyak dengan 23 suara.
Sedangkan pada urutan ke 2 Abdul Kadir Lausiry dengan selisih tipis 3 suara. Samsur Hayoto pada posisi ketiga dengan perolehan 19 suara. Disusul posisi keempat hingga sembilan, masing-masing M Rizal Toyo 18 suara, M Ali Kilbarin 15 suara, E Siolimbona 14 suara, Ismail Rumatumia 14 suara, A Damat 13 suara dan Ismail Rumain 11 suara.
Saleh Tianotak yang juga seorang jurnalis ini, mengatakan semua kader Muhammadiyah di daerah ini memiliki potensi untuk menjadi memimpin organisasi tersebut.
Dirinya diberikan kepercayaan memimpin Muhammadiyah lima tahun kedepan. Ia mengaku akan bekerja bersama dalam mengembangkan organisasi yang didirikan KH Ahmad Dahlan itu di kabupaten bertajuk Ita Wotu Nusa.
"Sebagai Ketua terpilih, tugas yang diemban ke depan tentu sangat berat. Namun akan mudah dituntaskan bila dikerjakan secara bersama-sama. Olehnnya, sebagai langkah permulaan,saya selain fokus menyiapkan kepengurusan dan pelantikan, juga menaruh perhatian besar pada upaya konsolidasi kedepan," ungkap Tianotak kepada media ini Minggu,(13/8).
Jurnalis senior itu juga menandaskan, regenerasi kepemimpinan organisasi tersebut di SBT sangatlah penting. Hal ini kata dia demi memajukan Muhammadiyah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
"Muhammadiyah di SBT kedepan harus bisa berinovasi, sekaligus menjadi laboratorium yang siap mencetak generasi-generasi peminpin yang milenial yang cerdas dan berbudi luhur", tandasnya.
Bupati Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) Abdul Mukti Keliobas dalam sambutan tertulis yang dibacakan Wakil Bupati SBT Idris Rumalutur saat membuka Musyawarah Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-1, mengajak Muhammadiyah dan Aisyiya bersinergi dalam melawan radikalisme, intoleransi, penyebar ujaran kebencian dan berita-berita bohong yang sudah merambah di lingkungan masyarakat.
Jika hal tersebut tidak diperangi secara bersama-sama, tambah bupati, akan berdampak pada perpecahan diantara sesama umat di kabupaten bertajuk Ita Wotu Nusa itu.
"Kepada seluruh keluarga besar Muhammadiyah dan Aisyiyah untuk membekali dan membentengi serta bersinergi bersama melawan radikalisme, intoleransi, penyebar ujaran kebencian, berita-berita hoax yang sudah merambah di lingkungan masyarakat yang dapat berakibat pada perpecahan umat," ucapnya.
Sebagai salah satu organisasi Islam di Indonesia, Muhammadiyah dan Aisyiyah mempunyai peran strategis dalam perjalanan bangsa ini. Mulai dari zaman kemerdekaan hingga saat ini.
Menurutnya, keberadaan Muhammadiyah dan Aisyiyah serta organisasi-organisasi di bawah naungannya sangat membantu Pemerintah Daerah (Pemda) dalam pembangunan sekarang ini.
"Marilah seluruh keluarga besar Muhammadiyah dan Aisyiyah untuk selalu seiring seirama dalam memajukan pembangunan di Kabupaten SBT, demi membawa dan mendukung terciptanya Kabupaten SBT yang lebih makmur," terangnya.(JU)