Ambon, AMEKS.FAJAR.CO.ID — Upaya Pemerintah Provinsi Maluku mengatasi kemacetan dan menertibkan pedagang di Pasar Mardika tak semulus yang direncanakan. Setelah lapak-lapak digusur, pedagang kembali berjualan. Macet panjang kembali terjadi.
Sebelumnya, dalam proses penataan Pasar Mardika, Disperindag Maluku telah melakukan pembongkaran di Pasar Apung II dan II pada Rabu 22 Mei 2024.
Sepekan kemudian, atau tepat pada 29 Mei 2024, Disperindag kembali mengerahkan alat berat untuk penggusuran terhadap Pasar Apung I.
Pembongkaran sejumlah pasar tersebut, menyusul adanya gedung baru yang dibangun untuk menjadi satu pusat perbelanjaan di Mardika. Sehingga semua pedagang diminta tidak beraktivitas di luar gedung baru dan badan jalan.
Namun, solusi atas masalah di Mardika, justru menimbulkan masalah baru. Ratusan pedagang yang digusur dan tidak memiliki tempat berjualan di dalam gedung pasar baru Mardika. Mereka kembali menggunakan badan jalan sebagai arena berdagang.
Pantauan ameks.id, di Pasar Mardika, Jumat (31/5/2024) dan Sabtu (1/6/2024), sebagian besar badan jalan di Pasar Mardika, telah ditutup pedagang untuk berjualan.
Akibatnya, arus lalulintas di Pasar Mardika yang menja- di akses utama kendaraan Angkutan Kota (Angkot), terlihat macet parah bahkan situasi ini lebih parah dibanding sebelum pasar apung digusur.
Para pengunjung pasar harus berdesak-desakan untuk dapat berbelanja, sementara pengendara kendaraan bermotor kesulitan melintas di area tersebut.
Para pedagang yang dikonfirmasi Ambon Ekspres mengaku, akan tetap berjualan di badan jalan, karena tempat mereka di pasar apung telah digusur.
“Lapak kita di Pasar Apung sudah digusur. Sekarang kita tidak punya tempat jualan karena kita tidak ada nama di gedung baru, makanya mau tidak mau kita gunakan untuk tempat jualan,” ungkap salah satu pedagang.
Alasan mereka, kata pedagang tersebut, tetap berjualan di badan jalan lantaran merasa dibohongi oleh pemerintah, yang menjanjikan tempat di gedung Baru tapi tidak direalisasikan.
“Pak Plh Sekda dan Kadisperindag Maluku bilang, asal kita tidak melawan saat penggusuran, maka kita diizinkan masuk dalam gedung baru, tapi mana buktinya,” kata dia kecewa.
“Saat lapak kita digusur, kita yang belum ada nama mau masuk di dalam gedung pasar baru tapi dihadang. Ini ada apa. Makanya kita tagih janji itu. Kita akan tetap berjualan di badan jalan,”lanjutnya.
Mereka menilai, Disperindag Maluku terkesan lepas tangan terhadap para pedagang yang terdampak penggusuran Pasar Apung. Mestinya Disperindag menyiapkan tempat relokasi pedagang terlebih dahulu sebelum membongkar pasar Apung.
“Mereka hanya janjikan tempat dalam gedung baru, tapi faktanya itu bohong. Lapak dibongkar dan kita dibiarkan tanpa ada tempat baru,”ujarnya.
Olehnya itu, sepanjang tidak ada kejelasan tentang nasib mereka, para peda- gang tetap berjualan di ba- dan jalan. “Kita tidak akan pindah dari badan jalan sampai dapat tempat dalam gedung baru,”tutupnya.(zainal)