Ambon, Ameks.Fajar.co.id – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Jaringan Aktivis Muda Maluku-Jakarta (JAMM-Jakarta) menggelar aksi unjuk rasa di depan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI pada Kamis (16/1/2025).
Mereka menuntut evaluasi kinerja Dinas Perhubungan (Dishub) Maluku dan Dishub Seram Bagian Barat (SBB) terkait dugaan pengabaian terhadap kebutuhan transportasi laut yang memadai bagi masyarakat SBB.
Aksi ini juga merespons tragedi tenggelamnya Speedboat Dua Nona di perairan Pulau Manipa pada Jumat (3/1/2025), yang menyebabkan delapan warga SBB meninggal dunia. Demonstrasi tersebut berlangsung dengan pengawalan ketat aparat kepolisian.
Koordinator aksi, Adi Indra Kadimas, menyampaikan bahwa demonstrasi ini adalah bentuk penyampaian aspirasi masyarakat SBB yang selama ini merasa dianaktirikan terkait layanan transportasi laut.
“Kami menuntut perhatian serius dari Kementerian Perhubungan terkait tragedi speedboat yang menewaskan delapan warga SBB. Hingga kini, fasilitas transportasi laut yang layak dan aman belum tersedia di wilayah ini,” ujar Adi dalam rilis yang diterima Ameks.Fajar.co.id, Jumat (17/1/2025).
Adi menegaskan, pentingnya peran pemerintah untuk menjamin keselamatan dan kenyamanan transportasi laut bagi masyarakat SBB. Menurutnya, ketidakhadiran pemerintah dalam menyediakan fasilitas yang memadai dapat berdampak buruk di masa depan.
“Transportasi yang layak dan aman adalah hak masyarakat. Kemenhub harus segera turun tangan untuk memastikan tanggung jawab ini terpenuhi, terutama di wilayah SBB,” tegas Adi.
Dalam pertemuan dengan staf Kemenhub, Budi Rahardjo, S.Sos., M.Si., massa aksi mendesak evaluasi terhadap Kepala Dishub Maluku dan Kepala Dishub SBB.
“Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Maluku dan SBB, beserta pihak-pihak yang bertanggung jawab, harus dievaluasi. Pemerintah tidak boleh abai terhadap keselamatan masyarakat,” ungkap Adi.
Ia juga meminta pemerintah untuk hadir secara nyata dalam menyelesaikan persoalan transportasi di SBB agar kejadian serupa tidak terulang dan masyarakat tidak lagi mengalami trauma.
“Kami berharap pemerintah segera bertindak agar tragedi ini tidak meninggalkan trauma berkepanjangan bagi masyarakat SBB,” pungkasnya.(jardin papalia)