Jakarta, AMEKS.FAJAR.CO.ID - The Global Fund berinisiatif menjajaki peluang kerja sama dengan Pemerintah Indonesia, untuk persiapan dan pelaksanaan The Global Fund’s 7th Replenishment Conference.
Hal ini disampaikan Direktur Eksekutif The Global Fund Peter Sands dalam pertemuan dengan enteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Kantor Kemenko Perekonomian, Kamis (23/06).
Sands juga mengucapkan selamat untuk Presidensi G20 Indonesia dan merasa terkesan atas proses G20 di bawah kepemimpinan Indonesia. Selain itu, The Global Fund juga berinisiatif menjajaki peluang kerja sama dengan Pemerintah Indonesia untuk persiapan dan pelaksanaan The Global Fund’s 7th Replenishment Conference.
Menanggapi hal tersebut, Menko Airlangga juga mengapresiasi The Global Fund yang telah mendukung dan membantu Indonesia dalam menghadapi pandemi Covid-19.
The Global Fund, kata Ailangga, turut membiayai 18 laboratorium di Indonesia untuk penanganan pandemi Covid-19 dan Indonesia telah menerima US$88 juta alokasi dana bantuan dari The Global Fund.
Menko Airlangga, dalam kesempatan yang sama juga menyampaikan beberapa peluang kolaborasi yakni studi proyek transformasi digitalisasi kesehatan, mekanisme pendanaan kesehatan, dan transformasi pada unit pelayanan kesehatan, serta research and development pada sistem kesehatan di Indonesia.
Sebagai informasi, The Global Fund merupakan penyandang dana terbesar di dunia untuk program pencegahan, pengobatan, dan perawatan AIDS, TBC, dan malaria yang berbasis di Jenewa, Swiss.
Dalam upaya penanganan Covid-19, The Global Fund telah berkontribusi sekitar US$5 miliar untuk penangan pandemi, antara lain untuk tes, treatment, pengadaan oksigen, dan genomic sequencing.
The Global Fund juga bermitra dengan COVAX untuk penyediaan vaksin Covid-19. Hingga Juni 2019, The Global Fund telah mengucurkan dana lebih dari US$41,6 miliar untuk mendukung program pendanaan AIDS, TBC, dan malaria. Khusus Indonesia, The Global Fund telah berkontribusi pada penanganan penyakit TBC yang memerlukan kontribusi dana sekitar US$6,9 miliar.
Menutup pertemuan tersebut, Menko Airlangga dan Direktur Sands sepakat bahwa kontribusi negara G20 untuk menjadi donor perlu ditingkatkan, khususnya jika ada pandemi di masa yang akan datang.
Hal ini sejalan dengan komitmen yang diterima dari pendanaan Financial Intermediary Fund (FIF) G20 yang terkumpul US$1,1 miliar. Pemerintah Indonesia sendiri telah memberikan komitmen pendanaan FIF sebesar US$50 juta (742 miliar rupiah).
Hadir mendampingi Menko Perekonomian pada pertemuan ini yakni Tim Asistensi Raden Pardede dan Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik selaku Plh. Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Irwan Sinaga. (dep7/ltg/fsr)