Paska Gempa M 7,5 di Maluku, BMKG: Peringatan Tsunami Berakhir

  • Bagikan

Jakarta, AMEKS.FAJAR.CO.ID - Setelah mengeluarkan peringatan dini tsunami tiga jam lalu paska gempa Magnitudo 7,5, BMKG akhirnya mencabutnya. Gempa M 7,5 terjadi di Maluku Tenggara Barat.

"Peringatan dini tsunami akibat gempa Laut Banda M 7,9 dinyatakan telah berakhir pada pukul 03.43 WIB," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, Selasa (10/1/2023), dikutip dari detik.com.

Untuk diketahui, gempa M 7,5 itu terjadi pukul 00.47 WIB. Sehingga peringatan dini diberlakukan selama 3 jam hingga waktu berakhir.

Sebelumnya BMKG mengeluarkan peringatan dini tsunami untuk hampir semua wilayah di Maluku, seperti Maluku Barat Daya khusus pulau Yamdena, Maluku Tengah, Kepulauan Maluku Tenggara, dan Kota Ambon dalam status siaga.

Sementara Maluku Tenggara, Seram Bagian Timur, Seram Bagian Barat, Buru, berstatus siaga. Selain Maluku BMKG juga keluarkan status waspada untuk Wakatobi dan Kendari, Sulawesi Tenggara.

Tidak Terjadi Tsunami
BMKG melakukan monitoring permukaan air laut usai gempa M 7,5 di Maluku. BMKG menyampaikan per pukul 03.00 WIB tidak terjadi tsunami akibat gempa kuat itu.

"Berdasarkan hasil pengamatan tide gauge di sekitar sumber gempa, hingga pukul 03.00 WIB tidak tercatat adanya perubahan tinggi muka air laut yang signifikan (tidak terjadi tsunami)" kata Daryono, melalui akun Twitter resminya, Selasa (10/1/2023), tulis detik.com.

BMKG mencatat sejauh ini ada empat gempa susulan yakni magnitudo 5,5, magnitudo 4,8, magnitudo 4,5, dan magnitudo 4,1.

Daryono mengatakan ada pemutakhiran episenter gempa menjadi M 7,5. Berdasarkan hasil analisis, gempa yang terjadi merupakan jenis menengah akibat adanya aktivitas subduksi Laut Banda.

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)" kata Daryono.(dtc/yan)

  • Bagikan