Tokyo, AMEKS.FAJAR.CO.ID - Jepang terus mendorong pengurangan emisi. Pihak swasta juga didorong untuk melakukannya, salah satunya Tokyo Gas. Dalam mencapai Net zero emission (NZE) tahun 2050, perusahaan ini menerapkan teknologi yang canggih serta memanfaatkan infrastruktur yang ada secara efektif.
Untuk melihat kerja teknologi yang dipakai Tokyo Gas, Deputi I Kantor Staf Presiden, Febry Calvin Tetelepta (FCT) melaksanakan kunjungan kerja bersama PT Pertagas ke salah satu Perusahaan gas di Jepang yakni Tokyo Gas pada (12/6).
Dalam mencapai NZE tersebut ada 3 hal yang akan dilakukan Tokyo Gas yaitu Dekarbonisasi dengan penggunaan teknologi energi tingkat lanjut CCUS, e-Metana dan Hidrogen.
Kedua memastikan ketahanan pasokan energi dengan diversifikasi sumber energi termasuk sumber energi terbarukan. Ketiga memanfaatkan infrastruktur eksisting secara efektif dengan mengintrodusir teknologi e-metana, hal ini juga dapat meminimalkan tambahan biaya sosial.
“Saya berharap kedepannya PT Pertagas juga dapat memiliki roadmap dalam mencapai NZE sehingga dapat membantu Pemerintah Indonesia dalam melakukan upaya transisi energi menuju energi yang lebih bersih dan berkelanjutan” ungkap Febry.
Febry juga menyampaikan bahwa tahun 2025 Indonesia menargetkan bauran Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sebesar 23% sejalan dengan komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi hingga 29% pada tahun 2030 dan NZE tahun 2060.
“Pemerintah Indonesia mendukung PT Pertagas sebagai perusahaan nasional dalam melakukan transisi menuju energi hijau dan sangat terbuka apabila kedepannya Tokyo Gas dapat berkolaborasi dengan PT Pertagas dalam pengembangan teknologi energi bersih maupun investasi lainnya di sektor gas” tutur Febry dalam pertemuan tersebut.
Sebagai Informasi, Net Zero emission atau nol emisi karbon adalah kondisi dimana jumlah emisi karbon yang dilepaskan ke atmosfer tidak melebihi jumlah emisi yang mampu diserap oleh bumi. Indonesia sendiri sudah memiliki roadmap dalam mencapai NZE pada tahun 2060.(YAN/*)