AMBON, AMEKS.FAJAR.CO.ID – Akses jalan darat menuju Negeri Sawai dan Desa Olong, Kecamatan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah, masih tertutup hingga Kamis (8/4/2025).
Penutupan ini merupakan buntut dari bentrok antarwarga Negeri Sawai, Dusun Rumaolat, dan Desa Masiulan yang terjadi pada Kamis (3/4/2025) lalu.
Kondisi tersebut memaksa warga untuk menggunakan jalur laut sebagai satu-satunya akses keluar masuk wilayah, karena jalan utama Lintas Seram masih diboikot.
Wakil Ketua Aliansi Masyarakat Adat Negeri Sawai (AMAN), Risman Rumasoreng, mengungkapkan bahwa meski situasi keamanan kini sudah kondusif berkat pengamanan dari aparat TNI-Polri, namun pemblokiran jalan belum dibuka, sehingga berdampak serius pada perekonomian masyarakat.
“Situasi ini sangat mengkhawatirkan, terutama soal ekonomi. Karena transportasi darat masih terkunci, warga terpaksa harus lewat laut. Ini jelas memperparah distribusi kebutuhan pokok,” ujar Risman kepada media ini, Kamis (8/4/2025).
Ia menjelaskan bahwa konflik yang melibatkan tiga wilayah itu telah berhasil diredam oleh pemerintah dan aparat keamanan, termasuk Gubernur Maluku, Bupati Maluku Tengah, Pangdam XVI/Pattimura, Kapolda Maluku, dan Ketua DPRD Maluku Tengah yang turun langsung ke lapangan.
Meskipun demikian, jalur darat yang masih ditutup menjadi persoalan baru. Risman meminta agar pemerintah segera membuka akses jalan yang diboikot, khususnya di wilayah Dusun Rumaolat dan Desa Masiulan, agar masyarakat bisa kembali beraktivitas secara normal.
“Kalau akses jalan masih ditutup, maka suplai kebutuhan pokok ke pedagang akan terhambat. Ini harus menjadi perhatian serius pemerintah,” tegasnya.
Risman juga menyayangkan bentrokan yang terjadi di antara warga yang sebenarnya masih satu rumpun sebagai orang basudara.
Ia berharap agar keamanan tetap dijaga dan jalur utama segera dibuka, karena keberadaan jalan tersebut sangat vital bagi kelangsungan hidup masyarakat di Teluk Dalam, khususnya Negeri Sawai dan Desa Olong.
“Kami sangat berharap pemerintah dapat menyelesaikan persoalan ini secara tuntas agar masyarakat tidak terus-menerus jadi korban,” pungkasnya. (Sahdan)