10 Hari Terombang Ambing Laut Bebas, 2 Nelayan Diselamatkan Warga Latuhalat

  • Bagikan
tanimbar
Ilustrasi

AMBON,AE.- Dua nelayan asal Kabupaten Maluku Tenggara yang dilaporkan dihilang di laut, akhirnya di temukan selamat, setelah 10 hari terobang-ambing di lautan bebas.

Kedua nelayan bernama La Riwi (54) dan Francisco Welerubun (24). Keduanya dilaporkan hilang sejak 10 Juni 2023 lalu. Setelah kurang lebih 6 hari di lakukan pencarian Tim SAR, Riwi dan Farancisco akhirnya di temukan nelayan bernama Eben Satumalay, asal dusun Latukolan, Desa Latuhalat, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon.

Eben menemukan kedua korban, Selasa (20/6), sekira pukul 12.00 WIT disekitar perairan laut Banda dengan kurang lebih 24 Nm dari Tanjung Nusaniwe dalam keadaan selamat, namun keduanya dalam kondisi lemas.

Sebelumnya, Tim SAR Gabungan yang terdiri dari Pos SAR Tual, Pos SAR Banda dan Unsur Potensi SAR lainya sudah melakukan operasi pencarian terhadap kedua korban sejak tanggal 14 Juni lalu, yang hilang kontak disekitar perairan Tanimbar Kei beberapa hari lalu.

Sesuai data perhitungan SAR MAPS hari keenam, arus laut mengarah ke arah utara perairan laut Banda Kabupaten Maluku Tengah. Selasa, pagi 07.00 wit Tim Rescue Pos SAR Banda beserta Unsur Potensi SAR dikerahkan menuju sejumlah titik koordinat guna melaksanakan operasi SAR.

Dalam proses pencarian Tim SAR Gabungan mendapat informasi dari Koordinator Pos SAR Banda bahwa, dua nelayan asal Maluku Tenggara yang hilang beberapa hari yang lalu berhasil di temukan oleh nelayan disekitar perairan laut banda kurang lebih 24 Nm dari Tanjung Nusaniwe dalam keadaan selamat, namun lemas.

Melalui sambungan telepon, Comm Centre Kantor SAR Ambon mencoba berkomunikasi dengan nelayan asal desa Latuhalat menyampaikan bahwa, Kedua korban dievakuasi menuju Dusun Latukolan Desa Latuhalat guna mendapatkan perawatan.

Tiga personil Kantor SAR Ambon pun dikerahkan menuju Dusun latukolan guna menjemput kedua korban. Pengakuan korban La Riwi, Ia bersama Francisco menggunakan KM Berkat 21 menuju kota Saumlaki, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, pada tanggal 10 Juni 2023 lalu.

"Diperairan Tanimbar Kei, mesin kapal kami mengalami kerusakan (mati total). Kami pun mencoba memperbaiki namun tetap saja tidak bisa," ujar La Riwi.

Selama 10 hari hanyut terbawa arus, dan bertahan hidup dengan makanan seadanya. "Beruntung kami masih bisa selamat setelah bertemu dengan bapak Eben Satumalay yang menolong dan mengevakuasi kami ke Dusun latukolan," kata La Riwi.(ERM)

  • Bagikan