Tuntut Marinir Ditarik dari Pelabuhan, Buruh di Ambon Mogok Kerja

  • Bagikan
Pelabuhan Yos Soedarso, Ambon
Kapolsek KPYS Pelabuhan Yos Soedarso, Ambon, AKP Julkisno Kaysupy saat berusaha menenangkan buruh yang menggelar demo, beberapa waktu lalu. (Foto: faisal/ameks)

AMBON, AMEKS.FAJAR.CO.ID -Tuntut marinir ditarik dari kawasan Pelabuhan, ratusan Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) menggelar aksi mogok kerja di Pelabuhan Ambon, Senin (8/1).

Dalam aksi kali ini, ada beberapa poin penting yang menjadi tuntutan para TKBM Pelabuhan Ambon.

Beberapa tuntutan itu diantara, soal aturan pemeriksaan barang bawaan penumpang hingga keberadaan anggota marinir yang menguasai seluruh area di pelabuhan sehingga seluruh aktivitas TKBM dibatasi.

Mereka juga meminta agar keberadaan Marinir bisa ditarik dari pelabuhan.

Menurut Muslan, salah seorang anggota TKBM Pelabuhan Ambon bahwa, aksi ini bukan pertama kali digelar, tapi sudah berulang kali. Tapi, para pemangku kepentingan terkesan 'cuek' dengan tuntutan kami, makanya hari ini kami kembali menggelar aksi.

"Aksinya sekitar pukul 06.30 WIT saat KM Sirimau sandar di pelabuhan. Ratusan buruh memilih mogok kerja karena tuntutan mereka tidak dipenuhi, " ungkapnya kepada media ini di Sela-sela aksi.

Menurutnya, harusnya anggota marinir tidak perlu bertugas di pelabuhan, karena sudah ada Polsek KPYS (Kawasan Pelabuhan Yos Sudarso) .

"Kan ada Polsek KPYS yang mempunyai kewenangdian untuk pengamanan di pelabuhan. Jadi keberadaan anggota marinir harus dilihat kembali, " pintanya menutup pembicaraan.

Sementara itu, Sam, anggota TKBM lainnya meminta, pihak berwenang harus mengamini permintaan TKBM, kalau tidak maka mogok kerja akan terus terjadi.

"Kasihan, tuntutan yang kami suarakan hari ini tidak pernah digubris sampai detik ini, " terang dia.

Sam melanjutkan, keberadaan marinir juga harus dipertanyakan. Kenapa? karena kami tidak tahu fungsi mereka di pelabuhan seperti ini, apakah membantu keamanan, melakukan pemeriksaan tiket atau melakukan pemeriksaan barang seluruh penumpang atau sebagai apa? Ini yang harus dijelaskan.

"Bayangkan saja, kami sebagai buruh saat mengangkat barang, kami harus melewati tiga pos pemeriksaan, yang dimulai dari masuk pelabuhan, tangga naik hingga di atas kapal. Kalau barang yang kami bawa itu ringan, itu tidak masalah. Tapi kalau barang bawaan itu berat, maka itu sangat memberarkan kami, karena barang harus diturunkan dan setelah diperiksa kami harus melihat mengangkat sendiri. Jadi pemeriksaan harus di satu pos jaga saja, "pintanya.

Harusnya, kata Sam, keberadaan Kacab Pelni Ambon bisa berada di tempat ini untuk menjelaskan semua persoalaan yang terjadi selama ini, bukan mau benturkan kami dengan anggota marinir.

" Kacab Pelni Ambon yang harus menjelaskan semuanya kepada kami, termasuk keberadaan anggota marinir di pelabuhan, biar semuanya jelas. Bukan menghindar ketika kami melakukan aksi," pintanya.

Jika tuntutan kami tidak diamini, imbuh Sam, maka aksi ini akan terus dilakukan.

"Kami akan lakukan aksi hingga Kacab Pelni Ambon bisa datang dan menjelaskan terkait tuntutan ratusan buruh TKBM Ambon. Ingat, kami sudah pernah bentrok dengan petugas di pelabuhan, jadi kami ingin masalah seperti itu tidak terulang lagi, " tegas Sam menutup pembicaraan.

Sementara itu, Haji Rawidin La Ode, Ketua TKBM Ambon, seluruh tuntutan para TKBM akan disampaikan kepada Kacab Pelni Ambon maupun pihak terkait lainnya.

"Seluruh aspirasi teman-teman TKBM akan saya sampaikan ke pihak terkait," ungkap Rawidin dihadapan para pendemo.

Dikatakan, pelabuhan merupakan salah satu objek vital milik negara yang harus dijaga bersama.

"Teman-teman harus menyikapi masalah dengan kepala dingin. Saya tidak melarang aksi tersebut, hanya saja kegiatan atau operasional di pelabuhan harus tetap jalan. Kami tetap mengambil langkah-langkah dengan cara melakukan koordinasi dengan pihak terkait agar aksi ini tidak terjadi lagi, " pungkasnya. (Faisal Lestaluhu)

  • Bagikan