Rumah Pejabat Desa Dibobol, Barang tak Dicuri, Pelaku Tinggalkan Benda Ini

  • Bagikan

BULA, AMEKS.FAJAR.CO.ID - Rumah pejabat Desa Hote, Kabupaten Seram Bagian Timur, dibobol orang. Namun barang di rumah tak dicuri, pelaku justru tinggalkan parang.

Aksi ini disebut Pejabat Hote, Yani Paitaha sebagai tindakan teror. Yani, yang juga seorang aparatur sipil negara ini, mengaku parang pelaku diletakan diatas dokumen milik korban.

Peristiwa itu terjadi usai korban baru saja pulang menonton lomba sepak bola gawang mini putri, pada hari Senin sore(14/8/2023).

Yani Paitaha yang merupakan korban itu,saat ditemui Ambon Ekspres mengungkapkan, sekira pukul 16.30 dirinya bersama masyarakat negeri Hote menuju lapangan sepak bola gawang mini putri di samping gedung Aula Dinas Kesehatan.

Paitaha yang juga Penjabat Desa Hote itu, sempat kembali kerumahnya pukul 17.00 untuk memastikan semua ruangan rumah, pintu dan jendela sudah tertutup. Setelah itu, dia kembali menuju ke lapangan pertandingan.

Usai pertandingan itu, Paitaha menambahkan, pada pukul 18.20 wit, dirinya bersama istri,ipar dan kedua anaknya pulang menuju rumah di Jalan Pendopo kota Bula.

" Saat sampai di rumah, saya mendorong pintu seperti ada yang terganjal. Setelah itu saya dorong lagi ternyata ada kursi sofa yang diganjal pelaku.Dari situ dengan panik saya dan istri berteriak ada orang pencuri di beta pung rumah,"ungkap Paitaha kepada wartawan,Rabu(15/8).

Sempat terdengar suara hentakan kaki di ruangan dapur, iapun beranikan diri untuk masuk mengecek kedalam rumah. Namun karena istrinya yang sudah berteriak histeris diluar terpaksa diapun kembali untuk menenangkan.

Saat mengecek salahsatu ruang kamar depan, ternyata sudah dicungkil para pelaku. Warga sekitar yang mendengar suara teriakan itu langsung mendatangi rumah korban tersebut.

"Masuk kedalam rumah, saya lihat kunci kamar depan sudah rusak dan resiver CCTV saya hilang. Kabel-kabelnya berantakan dan saya lihat ada 2 parang yang satu parang milik saya.Sedangkan satunya milik pelaku yang diikat dengan tali nilon berwarna merah diantara pegangan parang itu," imbuhnya.

Sebila parang yang berukuran sekira 50 centimeter itu, diletakan pelaku diatas Dokumen desa milik korban. Selain parang milik pelaku, parang korban juga pelaku letakan diatas kopia (Songko hitam) milik korban. Ia menduga kejadian ini merupakan bagian dari teror kepada dirinya.

"Jadi parang milik saya itu awalnya ada didapur. Waktu saya masuk itu masih terdengar hentakan kaki berlari ke arah pintu belakang rumah. Kemungkinan pelaku lebih dari satu orang, saat itu ada seorang ibu yang melihat ada orang lari ke arah belakang rumah saya, sambil peluk sesuatu di dadanya," jelasnya.

Tidak ada barang berharga yang raib dalam peristiwa itu, namun korban merasa terancam dengan kejadian itu. Pasalnya pelaku meninggalkan rumah tersebut dengan meninggalkan sebilah parang yang diikat menggunakan taki nilon berwarna merah. Hal itu seakan-akan memberikan tanda bahwa korban seolah diteror.

Kasus inj sudah dilaprokan ke Polres SBT. Unit Reserse intel, dan Inavis telah turun melakukan olah Tempat kejadian perkara(TKP) sekaligus mengamankan barang bukti, untuk ditindaklanjuti.

Sementara Kasi Humas Polres SBT Iptu Mallombassang saat dikonfirmasi media ini membenarkan kalau korban pemilik rumah yang dibobol tersebut sudah melaporkan kejadian itu.

"Pemilik rumah hanya datang buat pengaduan ,bila pengaduannya sudah di ACC Kapolres, baru sat Reskrim menindaklanjuti," singkat Mallombassang via whatsapp.(JU)

  • Bagikan