Ratusan Dosen di Ambon Berkumpul, Bahas Cara Nulis di Jurnal Ilmiah Internasional

  • Bagikan
dosen di ambon
Anggota DPR RI, Mercy Barends.

AMBON, AMEKS.FAJAR.CO.ID - Dalam rangka mendorong dan meningkatkan kapasitas para peneliti di Maluku, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bekerjasama Komisi VII DPR RI menggelar Sosialisasi Publikasi Ilmiah di Jurnal Internasional Skala Menengah dan Tinggi untuk Dosen, Senin (18/9).

Sosialisasi berlangsung di Swiss-Belhotel Ambon, dengan menghadirkan Yosmina Tapilatu,, peneliti Ahli Madya selaku instruktur. Program Komunikasi Publik BRIN Untuk Masyarakat ini diikuti oleh kurang 170 dosen berasal dari Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, Universitas Kristen Indonesia Maluku (UKIM), Universitas Darussalam (Unidar) Ambon, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon, Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Ambon, Politeknik Negeri Ambon (Polnam) dan Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku.

Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Dapil Maluku, Mercy Chriesty Barends, usai membuka kegiatan tersebut menjelaskan, sosialisasi dilakukan bersama BRIN untuk meningkatkan kapasitas dosen untuk menulis di jurnal-jurnal ilmiah. Tidak hanya meningkatkan reputasi atau kredibilitas dari peneliti secara pribadi sebagai dosen, tetapi untuk pergurun tinggi.

Sosialisasi publikasi ilmiah di jurnal internasional skala menengah dan tinggi dilakukan, menurutnya sangat penting. Karena jurnal-jurnal ilmiah yang masuk dan diakui kredibilitas tinggi disitus jurnal internasional, akan meningkatkan kredibilitas dari perguruan setempat.

"Apa lagi misalnya untuk bidang-bidang ilmu tertentu, misalnya di Maluku tentang kelautan, pertanian berbasis pulau-pulau kecil, tata kelola apa saja yang berbasis gugus pulau dan masih ada banyak lagi berkaitan dengan seluruh Sumber Daya Alam (SDA)," jelas Mercy.

Untuk hasil penelitian masuk dalam jurnal internasional, kata Mercy tidaklah mudah, persyaratan begitu ketat. Jurnal dihasilkan harus orginal, tata baku penulisan dengan kaidah-kaidah dan bahasa professional ilmiah tinggi."Kemudian, tidak boleh plagiat. Karena kedapatan ada plagiat reputasinya (peneliti) itu akan buruk seumur hidup sebagai seorang peneliti. Jadi, itu harus terhindarkan," kata Mercy, mewanti-wanti.

Kalau misalnya, mengutip sebuah formula, pikiran atau teori tertentu dari pemikir dan pemikir lain, plagiasinya harus di bawah 15 persen." Dan harus di publis secara online, diterbitkan secara online. Kalau terbit secara online artinya bahwa terdata di dalam portal jurnal-jurnal internasional dan memeliki nomor seri resmi di keluarkan oleh setiap situs jurnal internasional," jelas Mercy, lagi.

Dalam kesempatan itu Mercy juga berharap agar karya atau jurnal-jurnal yang dihasilkan tidak hanya berdampak saja pada perkuatan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang sifatnya terbaru, tetapi lebih bagiamana bisa memberikan dampak besar lain, mulai dari tingkat lokal,nasional bahkan global.(elias rumain)

  • Bagikan