BWS Targetkan Cekdam Rinjani, dan Bendungan Way Apu Selesai 2024

  • Bagikan
Pulau Buru
Bendungan Way Apu saat proses pekerjaan. (Foto: diambil dari pu.go.id)

AMBON, AMEKS.FAJAR.CO.ID - Pekerjaan proyek Cekdam Rinjani di Ambonn dan Bendungan Way Apu Buru, milik Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku direncanakan tuntas di 2024. BWS juga memastikan dua mega proyek itu tidak mangkrak.

Hal ini disampakan Edwin, selaku kepala seksi perencanaan Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku. Kata dia, dua proyek jumbo yang saat ini dikerjakan, progresnya sudah sesuai mekanisme dan masih dikerjakan hingga saat ini.

"Tidak mangkrak, masih proses pekerjaan sampai sekarang dan sesuai mekanisme. Diusahakan selesai awal tahun 2024 ini,” ungkap Edwin kepada Ambon Ekapres Kamis (1/2/2024).

Leatemia mengatakan, dua proyek jumbo yang saat ini dikerjakan, progresnya sudah sesuai rencana lewat pengendalian proyek yang sudah dilakukan.

"Bahkan terus dievaluasi bersama para pimpinan di pusat karena proyek Bendungan Way Apu maupun upgrading Cekdam Rinjani, ini merupakan proyek strategis nasional (PSN) dan juga proyek strategis di Provinsi Maluku. Sehingga kami terus lakukan upaya-upaya percepatan untuk penyelesaiannya sesuai target yang sudah ditentukan," ujarnya.

Diakui, proses pelaksanaan dua proyek tersebut memang terdapat beberapa kendala yang dihadapi. Khususnya pekerjaan Bendungan Way Apu, seperti pembebasan lahan yang diketahui baru bisa diselesaikan pada bulan Agustus tahun 2020.

Belum lagi, kata dia, wabah pandemi covid 19 yang menghambat mobilisasi tenaga, alat maupun material sehingga perlu ada penambahan waktu dalam penyelesaian pekerjaan.

"Itulah sebabnya pekerjaan bendungan merupakan pekerjaan yang sangat kompleks. Dan untuk proyek upgrading Cekdam Rinjani Ahuru sendiri ada beberapa penambahan item pekerjaan yang diminta oleh Asian Development Bank (ADB) yang merupakan sumber dana bagi program FMSRB," jelasnya.

Selain itu, kata dia, proyek bendungan Way Apu di Kabupaten Buru masih on going (dalam pekerjaan) dan dipastikan selesai tahun ini. Demikian juga proyek Cekdam Rinjani Ahuru, progresnya sudah 98 persen dan diupayakan akan selesai tahun 2024.

Lebih lanjut disampaikan, banyak kendala yang didapati di lapangan pada proses pekerjaan. Meski begitu, dengan upaya-upaya percepatan, pihaknya tetap profesional dalam menyelesaikan proyek-proyek tersebut.

Menurut Edwin, setiap proyek yang ditangani BWS tidak ada yang mangkrak atau pun terindikasi kecurangan seperti yang disangkakan. BWS pun tidak ingin adanya masalah dan tetap bekerja sesuai mekanisme dan kontrak kerja.

"Kami tiap bulan dikontrol oleh BPKP. Jadi kalau soal dugaan adanya penggunaan anggaran atau semacamnya. Sama sekali tidak ada temuan apapun yang teridikasi" cetusnya

Diharapkan, masyarakat dan publik harus memaklumi kerja kerja di lapangan. Baik dari kendala yang dihadapi hingga deadline waktu dikejar. BWS terus melakukan yang terbaik. Pungkasnya

Kontrak Proyek Way Apu diteken Desember 2017, dengan nilai proyek Rp2,08 triliun. Dikutip dari situs Kementerian PUPR , pembangunan bendungan yang memiliki kapasitas daya tampung sebesar 50,05 juta meterkubik ini kontraknya dimulai sejak Desember 2017 oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku.  

Di laman itu, Kementerian PUPR menyebut, pembebasan lahan menjadi hambatan awal pembangunan. Sehingga dilakukan addendum kontrak yang semula rampung pada 2022 menjadi 2024.

Dikutip dari laman situs Kementeruan PUPR, Bendungan Way Apu dirancang untuk menyediakan air irigasi seluas 10.000 hektare. Tersedianya air baku dengan debit 500 liter/detik, kemampuan mereduksi banjir sebesar 557 m3/detik, sebagai pembangkit listrik sebesar 8 mw yang mampu menerangi kurang lebih 8.750 rumah dengan daya 900 watt, serta sebagai tempat pariwisata baru yang akan menumbuhkan perekonomian daerah.

Bendungan ini membendung Sungai Way Apu yang merupakan salah satu sungai terpanjang di Pulau Buru yang alirannya, melintasi permukiman di daerah Way Apu dan terletak di Kabupaten Buru. 

Bendungan Way Apu dibangun dengan nilai kontrak sebesar Rp2,08 triliun yang terbagi menjadi dua paket pekerjaan.

Paket 1 berupa konstruksi bendungan utama senilai Rp 1,07 triliun oleh kontraktor PT PP-Adhi Karya, KSO. Kemudian, pekerjaan paket 2 berupa konstruksi bendungan pelimpah (spillway) senilai Rp 1,013 triliun oleh kontraktor PT Hutama Karya-Jakon, KSO.

Paket 1 berupa konstruksi bendungan utama senilai Rp 1,07 triliun oleh kontraktor PT PP-Adhi Karya, KSO. Kemudian, pekerjaan paket 2 berupa konstruksi bendungan pelimpah (spillway) senilai Rp 1,013 triliun oleh kontraktor PT Hutama Karya-Jakon, KSO

Selanjutnya Proyek Pembangunan Cekdam Rinjani oleh PT Jaya Konstruksi Selaras Mandiri KSO, di kawasan Ahuru, Desa Batu Merah, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Maluku kembali mendapat sorotan publik.(yudi sangaji)

  • Bagikan