Soal Pilgub Maluku, JAR Lebih Kuat Diusung PDIP Dibanding FCT

  • Bagikan
PDIP Maluku
Febry Calvin Tetelepta (kiri) dan Jeffrey Appoly Rahawarin (Kanan)

Ambon, AMEKS.FAJAR.CO.ID - Jeffrey Apoly Rahawarin (JAR) lebih kuat dari Febry Calvin Tetelepta (FCT) untuk diusung PDIP dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Maluku, karena posisi kalkulasi rasional politik. Dimana JAR adalah calon yang bisa mengimbangi kepiawaian maupun juga determinasi agresivitas politik dari Murad Ismail.

“Saya kira JAR adalah pribadi yang sangat relevan, cocok dan mempunyai sejumlah political capital (modal politik) untuk bisa mengimbangi, meredam bahkan bisa jadi meredam laju seorang Murad Ismail dalam perhelatan Pilgub Maluku,” kata
Pengamat politik asal Universitas Pattimura Ambon, Paulus Koritelu, kepada Ambon Ekspres, Rabu (3/4/2024).

Menurut dia, ada beberapa indikator yang bisa dijadikan ukuran untuk menilai sebenarnya PDIP akan berlabuh di kandidat siapa. Pertama yang sangat menentukan itu
adalah kehendak baik dari komunitas PDIP yang ada di Maluku, tentu di bawah kepemimpinan Benhur Watubun.

Selanjutnya, sambung dia, adalah DPP PDIP sendiri. Sebab belum tentu kesamaan aspirasi dan kehendak arus bawah secara otomatis diberikan oleh pusat, walaupun ada Komarudin Watubun disana yang bisa saja mengamankan keinginan DPD PDIP Maluku.

Kemudian faktor yang lainnya adalah objektivitas dari elektabilitas masing-masing calon. Karena Megawati adalah pribadi yang sangat moderat, demokratis, menjunjung tinggi begitu banyak nilai-nilai politik bermartabat.

Berdasarkan beberapa faktor itu, menurut Paulus, baik JAR maupun FCT, dan atau Said Latuconsina yang digadang maju, memiliki probabilitas yang sama.

“Jadi kemungkinan mereka semua punya peluang yang sebenarnya fifty-fifty (sama-sama berpeluang). Namun, berdasarkan beberapa faktor itu, maka kemudian saya lebih cenderung untuk menilai kekuatan pusat sedapat mungkin akan diperjuangkan mati-matian oleh FCT,” nilainya.

Tetapi dari faktor-faktor yang lain misalnya primordialisme politik, sentimen-sentimen kedaerahan dan sebagainya, maka ia menilai bahwa JAR lebih berpeluang untuk memperoleh rekomendasi PDIP.

“Kenapa JAR, karena perhitungan PDIP itu adalah partai yang sangat matang, bahkan mengambil keputusan penting pada waktu waktu terakhir dan biasa sangat menentukan,”paparnya.

Itulah sebabnya perjalanan beberapa bulan ke depan akan sangat ditentukan oleh elektabilitas masing-masing. “Dan saya kira dari sisi itu JAR masih jauh unggul di atas FCT, untuk berpeluang mendapatkan rekomendasi PDIP,”ujarnya.

Kendati JAR memiliki keunggulan dibanding FCT, tetapi ada catatan penting yang bisa juga membuat PDIP memper- timbangkan untuk tidak mengusung pensiunan Jenderal TNI bintang tiga itu.

“Kenapa seperti itu, karena dengan catatan kalau sekiranya JAR sudah pasti mendapatkan Golkar, maka ada kemungkinan PDIP bisa saja mengurungkan niat mengusung JAR,”katanya.

Sebab dalam tradisi peradaban politik Maluku, Golkar tidak pernah akan berkoalisi dengan PDIP. Jadi JAR ketika lebih fokus ke PDIP maka kemungkinan besar akan mendapat rekomendasi, karena aspirasi arus bawah.

Tapi jika ada kemungkinan JAR mendapat Golkar, PDIP akan mengambil posisi berbeda, karena PDIP tidak mungkin bisa bersanding dengan Golkar di Pilgub.

Dia menambahkan, JAR lebih kuat dari FCT, karena posisi kalkulasi rasional politik, JAR adalah calon yang bisa mengimbangi kepiawaian maupun juga determinasi agresivitas politik dari seorang Murad Ismail sebagai incumbent.
“Saya kira JAR adalah pribadi yang sangat relevan, cocok dan mempu- nyai sejumlah political capital (modal politik) untuk bisa mengimbangi, meredam bahkan bisa jadi meredam laju seorang petahana Murad Ismail dalam perhelatan PilgubMaluku,”tutupnya. (zainal patty)

  • Bagikan