Cerita Pasutri di Desa Terpencil MBD, Saat Isteri Harus Melahirkan

  • Bagikan
Program JKN
Herman Maromon saat mengurus JKN di BPJS Kesehatan MBD, Maluku.

Ambon, AE - Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) tak hanya merambah warga kota. Mereka di pedesaan terpencil, juga merasakan manfaat program itu. Herman Maromon (37), saat isterinya mendapat perawatan melahirkan di Puskesmas Labelau, Kecamatan Kisar, Kabupaten Maluku Barat Daya.

Dari program ini, manfaat perlindungan langsung dirasakan oleh Herman Maromon (37), dan isterinya Adriana (28). Keduanya baru saja dikaruniai seorang anak melalui persalinan normal di Puskesmas Labelau.

Dalam persalinan tersebut, terdapat masalah yang dihadapi. Sehingga bayinya harus dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Herman dan keluarganya merupakan peserta Program JKN segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang didaftarkan oleh Pemerintah Pusat.

Herman mengungkapkan, bayi mereka harus dirujuk ke rumah sakit di Kota Ambon. Untuk itu, dirinya harus mendatangi kantor BPJS Kesehatan Kabupaten Maluku Barat Daya untuk mengurus pendaftaran bayinya yang baru lahir tersebut.

“Melihat kondisi istri saya saat itu, tanpa berpikir panjang saya pun langsung membawa istri ke Puskesmas. Sesampai di Puskesmas, istri saya pun langsung ditangani dengan baik. Untungnya kami memiliki jaminan kesehatan,” katanya, usai mendapatkan layanan di Kantor BPJS Kesehatan Kabupaten Maluku Barat Daya, beberapa waktu lalu.

Dirinya saat itu, khawatir dengan kondisi istri dan bayinya yang perlu mendapatkan penanganan lanjutan di rumah sakit, dan dirujuk ke Kota Ambon.

"Setelah menerima penjelasan dari petugas, saya mengaku lega karena semua biaya pengobatan akan ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Karena saya beserta istri dan bayi menjadi peserta JKN. Saya sangat bersyukur dan berterima kasih kepada pemerintah yang telah membantu anak dan istrinya," paparnya.

Menjadi peserta JKN, sangat terbantukan. Apalagi pemerintah membantu menanggung iuran kepesertaan JKN selama ini. Sudah cukup lama, Herman menjadi peserta JKN segmen PBI. Dan banyak manfaat yang diperoleh seperti saat ini.

"Kami tidak membayar apa-apa untuk iuran bulanan dan biaya berobat. Tidak ada kekhawatiran soal besaran berobat asalkan sesuai prosedur," jelasnya.

Dia menambahkan, selama mendapatkan pelayanan kesehatan, pelayanan yang diberikan kepada masyarakat sangat baik. Petugas ramah dalam memberikan pelayanan kepada peserta Program JKN. Tidak dirasakan adanya diskriminasi.

Program JKN, kata dia, sangat membantu masyarakat, khususnya bagi warga yang kurang mampu.

"Di rumah sakit kami dilayani dengan baik. Semuanya mudah dan petugas memberikan informasi secara detail. Saya diberitahu untuk mengunduh Aplikasi Mobile JKN. Nanti akan memudahkan peserta untuk berobat karena ada antrean online jadi tidak perlu lama menunggu antrean di rumah sakit," ujarnya.

Dia berkeinginan, agar program ini berjalan terus dengan baik karena manfaatnya dirasakan oleh dirinya dan banyak masyarakat lain.

Berdasarkan cerita yang dibagikannya, selama berobat aksesnya sangat mudah. Petugas hanya meminta kartu keluarga (KK) untuk melihat nomor induk kependudukan (NIK). Tidak lagi meminta kartu kepesertaan JKN lagi.

Sebagai peserta JKN segmen PBI yang dibiayai oleh Pemerintah Pusat, bayi yang baru lahir dapat langsung didaftarkan menjadi peserta JKN dan status kepesertaannya bisa langsung aktif. Sehingga, langsung bisa mendapatkan manfaat perlindungan dan pelayanan kesehatan.

"Saya merasa sangat bersyukur dan beruntung di saat sulit seperti ini bisa merasakan manfaat yang cukup banyak. Pelayanan peserta JKN di Kantor BPJS Kesehatan juga baik. Sangat cepat dan mudah, petugasnya ramah, dan informatif. Kami juga selalu diingatkan jika terjadi kendala bisa menghubungi petugas BPJS Kesehatan yang ada di rumah sakit. Semoga program JKN ini dapat berjalan terus," pungkasnya. (LMS)

  • Bagikan