Program JKN di Ambon, Jangkau Sakit Ringan Hingga Berat

  • Bagikan
JKN
Siti Rahayu, Peserta JKN.

Ambon, amekOnline. - Kota Ambon sering dilanda hujan, tanpa kenal musim. Kondisi ini, menyebabkan banyak warga di kota bertajuk manise ini terkena, batuk, flu, diare, tipes dan demam berdarah.

Tapi tak perlu khawatir, bagi pemegang kartu Jaminan Kesehatan Nasional atau JKN. Siti Rahayu, (57), salah satu peserta JKN, yang punya pengalaman terserah batik pilek disaat musim penghujan.

"Waktu itu saya mengalami demam tinggi disertai batuk pilek kurang lebih hampir dua minggu gak berhenti-berhenti. Terus saya rasa lemas sekali. Namun tetap merasa lega karena dicover seluruhnya oleh Program JKN," katanya saat menceritakan kepada petugas JKN, beberapa waktu lalu.

Peserta Program JKN segmen PPU Swasta Kelas II sejak tahun 2015 silam ini, mengaku sakitnya tidak kunjung membaik, hingga dirinya harus ke fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) terdaftar yaitu Klinik Utama Teluk Ambon untuk berobat.

Di Klinik Teluk Ambon ini, ia antri tidak lama. Karena petugas kesehatan disana begitu sigap dan cepat dalam melayani pasien. Ibu tiga anak yang saat ini bekerja di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang penyedia barang/jasa di Kota Ambon, juga menyebutkan, bahwa pada saat berobat di Klinik Teluk Ambon, cukup menunjukkan NIK KTP saja.

“Pada saat mendaftar untuk berobat, saya hanya menunjukkan NIK KTP saja, tidak ada diminta fotocopy Kartu JKN atau fotocopy kartu keluarga. Itu semua tidak ada, proses administrasi seperti ini sangat mudah dan cepat,” paparnya.

Menurut dia, dengan memiliki kartu JKN dirinya mudah untuk mengakses setiap layanan kesehatan baik di fasilitas Kesehatan tingkat pertama (FKTP) maupun di fasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjut (FKRTL).

"Anggota keluarganya juga pernah mengakses pelayanan di FKTP. Salah satunya yaitu Dokter Praktek Perorangan (DPP) Dokter Hasni. Walaupun pada saat itu kondisi covid-19 tapi pelayanan yang diberikan juga bagus dan tetap melalui tahapan protokol Kesehatan,” kata dia.

Pada tahun 2020 saat pandemi covid-19 sedang merajalela, dia mengaku suami dan anaknya alami sakit kepala dan batuk pilek selama beberapa hari.

“Awalnya sudah takut ke dokter, tapi ternyata pas sampai kesana, kami mengikuti tahapan protokol kesehatan kemudian kami dilayani juga dengan sangat ramah dan baik oleh dokter dan perawat,” ujarnya.

Dia menambahkan, selama perawatan rawat jalan, baik dirinya maupun anggota keluarganya tidak pernah diminta untuk biaya tambahan. Semua pengobatan ditanggung oleh BPJS Kesehatan dan perlakuan perawat juga dokter pun baik-baik semua tidak ada diskriminasi layanan.

Menurut Sit, program JKN ini punya banyak manfaatnya untuk masyarakat. Karena itu, Siti berharap Program JKN ini terus berjalan, juga pelayanan kesehatan terus ditingkatkan sehingga dapat terus dipercaya oleh masyarakat.

“Melihat kemajuan yang semakin baik ini, saya sebagai masyarakat umum ataupun generasi muda yang lain tentunya akan mendukung Program JKN. Saya tahu bahwa kehadiran program ini telah membantu ratusan juta masyarakat Indonesia, terutama bagi mereka dengan ekonomi yang kurang mampu,” pungkas Siti. (Leo)

  • Bagikan