Nekat Bakar Kantor Desa, Pria Ini Harus Ikhlas di Penjara 1,6 Tahun

  • Bagikan
kantor desa wassu, maluku tengah
ILUSTRASI

AMBON, AMEKS.FAJAR.CO.ID - Paul D Ririhena, terdakwa pembakaran perabotan kantor dan Speed Boad milik pemerintah Negeri Wassu, Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, divonis 1,6 Tahun Penjara. Vonis tersebut dibacakan hakim ketua Haris Tewa dalam Persidangan di Pengadilan Negeri Ambon, Rabu (23/8)

Menurut hakim, Paul D Ririhena alias Poly telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan Tindak Pidana Pembakaran, sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 187 ayat (1) KUHPidana.

"Berdasar keterangan saksi, alat bukti serta fakta dalam persidangan. Maka, memutuskan, menjatuhkan pidana kepada terdakwa selama 1 tahun dan 6 bulan penjara" kata, Hakim dalam putusannya.

Putusan hakim Lebih ringan dari tuntutan Jaksa, yang menuntut terdakwa dengan pidana selama 2 tahun Penjara. Namun, atas pertimbangan hakim putusan itu diringankan 4 bulan.

Sementara hal yang memberangkatkan dari putusan hakim ialah perbuatan terdakwa yang dilakukan secara sadar dan tanpa sebab apapun. Pembakaran itu membawa dampak kerugian materil luar biasa. Cetus hakim.

Sebagaimana dalam dakwaan, Paul D Ririhena alias Poly pada Selasa, 27 Desember 2022, sekitar pukul 01.00 WIT bertempat di Kantor Negeri Wassu, Kecamatan Pulau Haruku Kabupaten Maluku Tengah, tepatnya di Pantai Haburu Sektor Efrata di Negeri Wassu, membakar perabot kantor desa.

Awalnya pada 27 Desember 2022 lalu, sekitar pukul 00.20 WIT, ketika bangun tidur Paul lalu mengambil bahan bakar Pertalite yang telah disiapkan. Lalu berjalan menuju kantor Negeri Wassu. Setibanya di kantor Negeri, denfan menggunakan kursi Paul membuka ventilasi dan pertalite ke kursi sofa yang berada di kantor itu.

Tanpa pikir panjang Ia lalu membakar kursi sofa itu, hingga api merambat ke semua benda yang ada dalam kantor tersebut yang mengakibatkan seluruh sarana dan prasarana milik desa wassu itu terbakar habis. Akibat kebakaran itu seluruh peralatan kantor desa ludes, hingga ditaksir kerugian sejumlah Rp. 173 juta.(ERM).

  • Bagikan