Soal Pemilihan Rektor Unpatti: Leasa Lapor Wenno ke Menteri Pendidikan

  • Bagikan
pemilihan rektor unpatti
George Leasa

Ambon,AMEKS.FAJAR.CO.ID.- Izaak Hendrik Wenno, dilaporkan ke Kementerikan Pendidikan Kebudayaan Riset dan teknologi, terkait dugaan plagiat tulisan ilmiah di jurnal Cakrawala Pendidikan. Surat tersebut dikirimkan sejak tanggal 21 Agustus 2023.

Surat dilayangkan oleh George Leasa, mantan dosen Universitas Pattimura. Kata Leasa, plagiat jurnal diduga dilakukan untuk Wenno untuk proses mendapat guru besar pada tahun 2012 lalu. Wenno tercatat sebagai calon Rektor baru Universitas Pattimura Ambon.

Surat itu ditembuskan kepada Sekjen Kemendibudristek di Jakarta, Dirjen Dikti Kemendikbudristek di Jakarta, Direktur Kelembagaan Dirjen Dikti Kemendikbudristek di Jakarta, Senar Universitas Pattimura di Ambon, dan Rektor Universitas Pattimura di Ambon.

Kepada wartawan, Selasa (22/8/2023), George Leasa, menegaskan Dia tidak memiliki kepentingan atau mendukung bakal calon Rektor Universitas Pattimura Ambon tertentu. Namun, lebih bagaimana menyelamatkan Universitas Pattimura Ambon.

Bahkan George Leasa, mantan dekan Fakultas Hukum Universitas Pattimura Ambon Dua periode 2001-2025 dan 2005-2009 itu mewanti-wanti bagaimana jika kampus Unpatti Ambon di pimpin oleh pemimpin yang tidak jujur, dan tidak bermoral dalam melakukan proses akademik.

"Beta (Saya) bukan tim pemenang atau tim sukses dari kelima bakal calon yang telah di tetapkan panitia dan Senat. Ini ketegasan saya. Beta bicara atas nama pribadi, sebagai alumni Universitas Pattimura Ambon, sebagai mantan Dekan Fakultas Hukum dua periode. Kepentingan Beta (saya) bagaimana universitas Pattimura ini kedepan yang lebih baik lagi," ujar George Leasa, mengawali pembicaraan saat memberikan keterangan menyikapi bakal calon rektor Unpatti, Prof.Dr. Izaak Hendrik Wenno, SPd, MPd yang ditahun 2012 pernah diduga melakukan plagiat proses mendapat guru besar.

Untuk itu, di Pemilihan Rektor Universitas Pattimura, tegas George Leasa, Unpatti harus memilih pemimpin yang betul-betul jujur dalam melakukan kegiatan akademis.

" Makanya, saya mengirim surat ke kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teklogi. Dalam surat itu saya kemukan secara detail menyangkut permasalah ini (plagiat) dan tuntutan Saya. Dan selaku alumni Saya punya tanggung jawab moral untuk itu," kata Leasa.

Sebab, syarat untuk menjadi seorang pemimpin tidak boleh atau tidak pernah melakukan plagiat. Kepentingan, tambah George Lease, untuk Universitas Pattimura bukan kepentingan Guru Besar, S2 atau S1 Tetapi semua yang namanya akademisi mulai dari mahasiswa sampai dengan rektor, harus hindari plagiat.

"Cara untuk mendapatkan sesuatu secara akademisi itu harus betul-betul murni, jujur dan bermoral. Bagimana mau mengatakan kepada mahasiswa bahwa jangan plagiat sementara Anda sendirian plagiat," tegas.

Proses pemilihan rektor, lanjut dia, tinggal 6 hari lagi, masih ada waktu untuk membatalkan Izaak Hendrik Wenno sebagai calon rektor.

"Kalau ada yang bilang saat pendaftaran tidak ada yang melakukan bantahan. Nah, ini bantahannya. Jadi masih ada waktu sebelum pemilihan pada tanggal 28 Agustus nanti. Dosen atau mahasiswa yang buat kesalahan saja bisa disanksi, masa ini tidak," ucapnya.

George Leasa, juga sangat menyayangkan kinerja panitia dan Senat. Padahal, kata dia, sudah ada pengakuan mantan rektor, Thomas Pentury, namun masih saja yang bersangkutan di loloskan."

Dan bisa saja, patut dicurigai ada permainan untuk meloloskan yang Wenno. Jika dipaksakan dilakukan pemilihan di tanggal 28 Agustus ini, maka itu cacat hukum. Karena jelas Peraturan Menteri Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2017, pasal 4 buti M, ditegaskan, calon tidak pernah melakukan plagiat, syarat mutlak.

“Sehingga kalau salah satu calon, dari Lima bakal calon yang ada itu, atau di temukan telah melakukan plagiat maka syaratnya harus gugur," tegas Leasa. (ERM)

  • Bagikan