Pemilihan Rektor Unpatti, Lolosnya Madubun, Bikin Sejarah, Tanda Pudarnya Perbedaan

  • Bagikan
pemilihan rektor unpatti
Gedung Kampus Unpatti

Ambon, AMEKS.FAJAR.CO.ID - Lolosnya Jusuf Madubun dalam tiga besar Pemilihan Rektor baru Universitas Pattimura, jadi momentum bersejarah, sekaligus menandakan pudarnya dikotomi agama di perguruan tinggi pelat merah itu.

Hal ini disampaikan staf pengajar di Fakultas Perikanan Unpatti, Ruslan Tawari, Kamis (5/10/2023). Jusuf Madubun yang Muslim masih lolos. Hal ini pertanda bahwa, latar belakang agama bukan lagi persoalan urgen atau tabuh dibicarakan.

“Karena sekarang sudah sangat terbuka. Faktanya, Prof Ucu dapat 15 suara senat dan diputuskan lolos ke Jakarta. Artinya, ada kontribusi besar teman-teman Kristen terhadap Prof Ucu. Jadi, lolosnya Prof Ucu bukan semata-mata karena dia mendapat suara senat, tetapi juga menunjukkan ada kolaborasi, transparansi yang baik bagi pengembangan Unpatti ke depan. Karena itu perlu dijaga,”harapnya.

Apabila kementerian menetapkan Jusuf Madubun (Ucu) menjadi rektor, atau sebaliknya Fredy Leiwakabessy, kata Tawari, harus diterima dengan baik oleh semua pihak.

“Jadi menurut saya, dengan format ini maka Unpatti semakin demokratis. Kita berharap, proses pemilihan hingga penetapan rek- tor tidak menimbulkan chaos seperti sebelumnya,”pungkasnya.

Sebelumnya, tiga calon dinyatakan lolos ke tahapan pemilihan, yaitu Prof. Dr. Jusuf Madubun dengan perolehan 15 suara, Prof. Dr. Freddy Leiwakabessy 22 suara, dan Prof. Dr. Izaak H. Wenno memperoleh 16 suara.

Sementara dua kandidat lainnya, Prof. Dr. Pieter Kaki- sina hanya memperoleh 8 suara, dan Dr. Rory J. Akyuwen 10 suara. Mereka dipilih dalam paripurna senat Unpatti, Kamis (5/10/2023).

Ketua Senat Unpatti, Prof. Dr. S E M Nirahua, bersyukur karena agenda yang selama ini selalu ditunda, dapat terlaksana dengan baik.

“Agenda yang tertunda kemarin adalah agenda penyaringan. Dan hari ini, Kamis, (5/10) berjalan dengan baik dan prosesnya pun tidak lama,” kata Nirahua kepada wartawan usai rapat paripurna.

“Jadi, sesungguhnya kita (Unpatti) butuh rektor yang berintegritas, memiliki jam terbang yang bisa dimanfaatkan dengan baik untuk kemajuan Unpatti ke depan,”kata Tawari saat di-minta pendapat oleh Ambon Ekspres via telepon, kemarin.

Selain itu, menurut dia, seorang rektor Unpatti juga harus komunikatif, tidak elitis, mampu jadi problem solver atau menjadi penyelesai berbagai masalah, bukan menambah masalah.

Terpisah, dosen sekaligus dokter pada Fakultas Kedokteran Unpatti, dr. Johan, mengatakan, siapapun yang terpilih untuk nahkodai Unpatti, ia tetap mendukung seluruh kebijakannya.

“Jadi, saya mewakili para dosen di Fakultas Kedokteran ini, mendukung penuh siapapun yang keluar menjadi rektor periode 2023-2027. Tidak ada pilih kasih antara pimpinan satu den- gan pimpinan yang lain. Sehingga, dapat membawa Unpatti ke arah yang lebih baik lagi,” jelasnya.

Dosen FMIPA, Prof. Adrian Lely, mengatakan, ketiga sosok yang lolos ke tahap pemilihan merupakan mantan pemimpin pada bidang keilmuannya masing-masing.

“Jadi, saya tidak ragu lagi. Siapapun yang keluar sebagai rektor terpilih, da- pat membawa amanah dari kepimpi- nan yang lama. Sehingga, Unpatti dapat terbang lebih tinggi menggapai impiannya sebagai universitas neg- eri nomor satu di wilayah Indonesia Timur,” pungkasnya. (Leonardo/tajudin)

  • Bagikan