Ambon Music Office di Tahun ke-4, Pemkot Gelar Konser Musik Tradisional

  • Bagikan
ambon city of music

Ambon, AMEKS.FAJAR.CO.ID - Pemkot Ambon dan Ambon music office menggelar konser musik tradisional mempertunjukan alat musik di sepuluh sekolah Pilot Project (Proyek Percontohan). Musik yang dimainkan oleh peserta didik mengusung tema ‘Sound of Green.’

Konser ini menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-4 Ambon city of Music yang dipusatkan di SMP Negeri Negeri 15 Am- bon, Selasa malam (31/10). Konser dihadiri Penjabat Walikota Ambon, Bodewin Melkias Wattimena, Direktur Ambon Music Office (AMO) Roni Lopies.

Kemudian Kepala Dinas Parawisata Provinsi Maluku Meikyal Pontoh, pimpinan PLN Wilayah Maluku dan Maluku Utara, Kepala SMP Negeri 10 Ambon Rachel Dadiara, para kepala sekolah pilot project musik, peserta didik dan orang tua serta undangan lainnya.

Bodewin Melkias Watimena mengatakan, di usia ke-4 tahun untuk mempertahakan branding Ambon City of Music bukanlah hal yang mudah. Banyak tantangan yang dihadapi. Olehnya itu, Pemerintah Kota Ambon akan berupaya semaksimal mungkin untuk mempertah- ankan branding tersebut.

Wattimena mengaku, saat ini Pemerintah Kota Ambon, Ambon Music Of- fice (AMO), serta semua pihak terus berupaya untuk melakukan tindakan kreatif dan inovatif untuk mempertahankan serta memajukan branding Ambon sebagai kota musik dunia.

Hal ini dapat dibuktikan dengan berkembangnya komunitas musik yang hingga saat ini telah mempersentasikan Ambon City of Music, dengan berbagai karaker baik musisi tradisional, musisi pop, vokalis dan berbagai komunitas gendre musik lainnya.

Karena itu, kata dia, di usia keempat tahun ini, Ambon City of Music terus menjaga eksistensinya dengan program unggulan Sound of Green (SoG) yang dikeluarkan oleh AMO untuk men- jaga dan membangun jejaring lokal, nasional maupun internasional.

Menurut orang nomor satu di Kota Ambon ini, pembangunan sepuluh daerah wisata musik di kota yang dipimpinnya saat ini merupakan tolak ukur implementasi pengelolaan wisata, yang tidak hanya bersifat konvensional, tetapi juga berbasis atraksi dalam bentuk karakter musik dari masing-masing daya tarik wisata tersebut.

“Sejak dinobatkan sebagai Kota Musik Dunia oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) pada tahun 2019 lalu, Kota Ambon sudah banyak mengalami perubahan positif, dimana musik telah menjadi benang merah dalam kehidupan dan budaya Kota Ambon, “ kata Wattimena.

Musik lanjut dia, tidak hanya menjadi identitas, tetapi merupakan penghubung yang mengikat masyarakat serta memiliki kekuatan untuk menginspirasi, menyatukan, merangkul berbagai lapisan masyarakat.

Bodewi menambahkan, dengan menggunakan platform daya tarik musik yang dibaringi sepuluh sekolah pilot project musik diantaranya SMP Negeri 15 Ambon, SMP Negeri 8 Ambon, SMP Neg- eri 10 Ambon, SMP Negeri 11 Ambon, SMP Negeri 2 Ambon, SD Inpres 22 Batu merah, SD Inpres 19 Wae- haong, SD Negeri Rutong, SD Negeri Amahusu dan SD Negeri Tuni serta sekolah lainnya telah membuktikan komitmen Pemerintah Kota Ambon, Ambon Music Of- fice dan semua pihak untuk menjadikan dunia pendidi- kan sebagai ujung tombak sebuah pergerakan kota musik terhadap pariwisata musik.

Konser musik tradisi yang dipertunjukan oleh masing-masing satuan pendidikan memberikan sentuhan dan peranan besar bagi guru dan peserta didik untuk mengembangkan keseimbangan otak kanan dan kiri sehingga menjadikan peserta didik dan anak-anak yang cerdas.

“Konsep dan ide berlian sangat dibutuhkan kota ini dalam konteks berkelanjutan, karena kita memulai- nya dari anak-anak. Anak yang cerdas adalah anak yang mampuh menunjukan bakat dan minat yang mer- eka miliki, “ tukasnya.(dade serawak)

  • Bagikan